Senin 20 Mar 2017 11:00 WIB

Tantangan Dakwah Islam di Denmark

Rep: mgrol95/ Red: Agung Sasongko
Muslimah Denmark
Foto: cbslife.dk
Muslimah Denmark

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gelombang imigrasi dan kecenderungan negatif pemberitaan tentang Islam menjadi tantangan umat Islam di Denmark. Pada Juni 2016 lalu, pelajar di Denmark dilarang melaksanakan shalat di waktu istirahat. 

Larangan itu sempat mendapat kecaman dari berbagai pihak. Hingga muncullah penggalangan tandatangan yang menyatakan menolak laranga itu.

Contoh lain dari hal ini adalah pada November 2000 PM Denmark Paul Nyrup Rasmunssen mengkritik Muslim setempat yang meminta hak istirahat selama waktu shalat. Hal ini mendapat kritik pedas dari berbagai pihak termasuk Partai Sosialis Demokrat. Sebab istirahat pada waktu shalat tidak menjadi gangguan bagi aktivitas kerja. Akhirnya pada tahun 2002 Rasmunssen meminta maaf atas pernyataannya tersebut.

Dan belum lagi peraturan keimigrasian Denmark untuk membatasi kehadiran imigran ke Denmark, terutama para tokoh, ilmuwan dan pemuka agama Islam. Peraturan ini bertujuan untuk menghadang ilmuwan Muslim masuk ke Negara dengan luas 1/3 dari pulau jawa itu.

 

“Teorinya,  peraturan ini berlaku untuk bagi semua tokoh agama apapun. Namun prakteknya,  target utamanya adalah imam Muslim” kata  juru bicara Danish People Party (DPP).

Kasus diskriminasi seperti ini tidak hanya terjadi di Denmark, pada imam di Eropa juga memiliki masalah yang sama. Dari kebijakan setiap agama memiliki hak yang sama, namun berbeda bagi mereka (imam). Bahkan para imam di Belandapun merasakan hal yang sama.

Ada masalah lain yang sering dialami Muslim di Denmark yaitu masih melekatnya citra radikal pada semua umat Islam disana. Pemerintah Denmark akan mulai membatasi aktifitas Muslim yang mereka anggap radikal. Dari hal ini dapat dilihat bahwa Islam masih dipandang sebelah mata di Eropa terutama Denmark.

Namun selain banyaknya keputusan pemerintah yang menyudutkan Islam ada satu peraturan yang  menyetujui program pembelajaran agama Islam dan Alquran, pada tahun 2004/2005 di sekolah menengah pertama.

Keputusan tersebut mengikuti Negara – Negara skadinavia yang lebih dulu menerapkan peraturan tersebut. Misalnya Swedia, sudah memasukan pelajaran agama Islam seecara bertahun – tahun. Begitu juga halnya dengan Finlandia dan Norwegia.

Dengan ada nya peraturan ini diharapkan kaum Muslim di Denmark akan semakin bebas melakukan ibadah dan mempelajari agamanya serta terhindar dari diskriminasi yang dilakukan oleh pemerintahnya. Walaupun pada mulanya saat peraturan ajaran agama Islam ini ingin diresmikan, banyak media – media anti-Islam yang membuat tulisan negatif tentang Islam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement