Sabtu 18 Mar 2017 17:30 WIB

Brasil Sempat Kekurangan Imam dan Dai

Rep: Yusuf Assidiq/ Red: Agung Sasongko
Muslim Brasil shalat berjamaah di Mesquita da Luz, masjid pertama di Rio de Janeiro.
Foto: AP
Muslim Brasil shalat berjamaah di Mesquita da Luz, masjid pertama di Rio de Janeiro.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Belakangan ini dakwah yang dilakukan mulai menemui kendala. Pekan lalu, berbagai media melansir laporan bahwa sejumlah masjid di Brasil ditutup karena kekurangan imam dan dai. Ada sepertiga jumlah masjid yang ditutup.

Menurut Khaled Taqei al Din, seorang imam di Sao Paolo, dari 120 masjid yang ada, hanya memiliki sekitar 40 imam dan khotib. Itu pun hanya sedikit yang menyelesaikan pendidikan syariat di tingkat perguruan tinggi.

Akibatnya, masjid menjadi sepi dari aktivitas keagamaan, bahkan untuk mengejar shalat lima waktu berjamaah, tidak semuanya bisa. Dikhawatirkan, kondisi itu bisa memengaruhi para generasi muda Muslim untuk memperdalam ilmu agama.

Beberapa tokoh agama lantas mengaitkan masalah ini dengan kurangnya dana di pusat-pusat keislaman. Itu menjadikan mereka tidak mampu mencetak imam-imam baru yang mumpuni.

Masalah ini membutuhkan solusi cepat. Umat, organisasi Islam, yayasan amal, serta lainnya, diimbau untuk bekerja sama terutama dalam penggalangan dana, agar bisa diadakan kembali pelatihan-pelatihan bagi para dai dan imam.

Selain itu, umat Muslim di Brazil membutuhkan ribuan buku keislaman berbahasa Portugis. Maklum saja, Brazil adalah satu-satunya negara di Amerika Latin yang menggunakan bahasa Portugis.

Kebanyakan buku dan literatur keagamaan bagi kawasan ini ditulis dengan bahasa Spanyol. Dan, hanya sedikit sekali yang sudah merupakan terjemahan bahasa Portugis.

Mengutip dari situs berita Aljazeera, kalangan Muslim di Brazil menduga hambatan ini disebabkan dua faktor utama, yakni faktor eksternal dan internal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement