Sabtu 18 Mar 2017 17:15 WIB

Umat Islam di Brasil Gencarkan Dakwah

Rep: Yusuf Assidiq/ Red: Agung Sasongko
Muslim di Brasil
Muslim di Brasil

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di kawasan Amerika Selatan, Brasil merupakan negara terbesar, baik dari aspek luas wilayah maupun jumlah penduduk (180 juta jiwa). Negara yang menjadi gudangnya pesepak bola terkenal di dunia ini, juga merupakan pusat agama Nasrani di wilayah tersebut.

Untuk meneguhkan status itu, orang-orang Brasil pun membangun sebuah patung Yesus Kristus dalam ukuran cukup besar, tahun 1850-an. Terletak di puncak Bukit Corcovado, Rio de Janeiro, patung yang dinamakan Cristo Redentor ini bahkan pernah diusulkan menjadi satu dari sekian keajaiban dunia.

Di tengah dominasi agama Nasrani, agama Islam terus berupaya mengembangkan diri. Ya, umat Muslim memang bereksistensi di sini, bahkan telah ada sejak seabad lampau. Dan, kini jumlahnya, menurut otoritas Islam setempat, mencapai sekitar 1,5 juta jiwa lebih.

Geliat Islam terbilang cukup baik. Dan, itu ditunjang situasi di dalam negeri yang kondusif. Brazil merupakan negara yang memiliki keanekaragaman etnik, budaya, dan keagamaan. Semua komunitas maupun golongan memiliki kesempatan sama untuk berkembang.

Islam, misalnya. Jumlah masjid di Brazil hingga kini tercatat sekitar 120 unit. Begitu pula, dengan pusat-pusat Islam, yayasan amal, dan organisasi-organisasi keagamaan.

Seperti diungkapkan Al-Sadiq Al-Othmani, kepala Departemen Urusan Islam pada Pusat Dakwah Islam di Amerika Latin, umat Muslim merasakah sebuah suasana toleransi. ''Mereka bebas untuk berdoa dan membangun masjid-masjid,'' katanya.

Peluang ini pun tak disia-siakan. Umat Muslim setempat terus menggencarkan dakwah Islam. Tak hanya lewat jalur konvensional, seperti di masjid atau pusat keislaman, dakwah juga dilakukan melalui media elekronik maupun internet.

Selama ini untuk berkhotbah, kata Othmani, para dai dan relawan harus menempuh perjalanan selama dua hingga tiga jam untuk mencapai masjid di dalam kota.

Bayangkan apabila masjid yang hendak dituju berada di luar kota, waktu yang dibutuhkan bisa jadi 12 jam. ''Maka itu, melalui internet, sebuah khotbah akan dapat langsung diakses oleh umat di berbagai kota sehingga lebih efisien dan efektif,'' katanya menandaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement