Sabtu 18 Mar 2017 14:01 WIB

Ini Solusi Bangkitnya Ekonomi Masjid

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Agung Sasongko
Masjid di Inggris. Ilustrasi
Foto: Foxnews
Masjid di Inggris. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Taklim Wirausaha (MTW) kembali menggelar seminar bulanan. Kali ini, seminar mengangkat tema Solusi Bangkitnya Ekonomi Masjid.

Wasekjen MTW, Sujana, mengatakan tema ini diambil karena memang merupakan pula program dari MTW yang menekankan taklim sebelum berwirausaha. Terlebih, MTW telah ditunjuk sebagai salah satu operator Koperasi Syariah 212 GNPF-MUI, sehingga tema dinilai sangat cocok sebagai pembekalan dasar.

"Tujuannya, tentu mengingatkan untuk tetap mengejar rukhiyah dulu baru rupiah," kata Sujana saat membuka seminar di Masjid Al Ittihad, Sabtu (18/3).

Sujana turut menjadi pembicara pertama yang mengangkat tema bahasan Peluang Bisnis dari Wardah Cosmetics, yang saat ini memang tengah dijalankan MTW. Pemilihan bidang kosmetik sebagai salah satu pilihan bisnis dikarenakan bisnis itu akan terus mengalami pertumbuhan.

Ia memperkirakan, jika Kita Mart yang merupakan bentuk bisnis pertama Koperasi Syariah 212 telah dibangun, itu akan menjadi saluran produk-produk UMKM umat. Karenanya, MTW memiliki peran untuk menciptakan pengusaha baru, tentu lewat kerjasama yang dibangun dengan pengusaha yang telah berhasil.

"Ini merupakan kerjasama MTW dan Wardah, perusahaan kosmetik nomor satu di Indonesia, nomor enam di dunia dengan omset 3,6 triliun per tahun," ujar Sujana.

Sujana menjelaskan, pemilik Beauty Education Center (BEC), baik pengusaha baru atau pengusaha lama, akan diikutkan pelatihan di Kelas Kecantikan Wardah minimal dua hari. Selanjutnya, mereka akan dibantu untuk membuka usaha kecantikan seperti salon, yang dilengkapi pemberian edukasi dan konsultasi.

Ia mengungkapkan, pilihan bidang kosmetik lantaran memiliki prospek baik, dan keinginan adanya bisnis di bidang itu yang lebih Islami. Sasarannya, lanjut Sujana, dibangun di perumahan karena hendak memotong jaringan yang sudah ada, termasuk di rumah-rumah dengan kesiapan yang matang.

"Selama enam bulan dipantau, kopi darat, diteruskan ke enam bulan berikutnya demi menjaga tali silaturahmi dan rencananya dikelompokkan berdasarkan teritori," kata Sujana.

Sebelum ke BEC, tentu mereka yang akan membuka usaha akan disiapkan distributor dan saat ini tengah dicoba bekerjasama dengan berbagai institusi. Menurut Sujana, MTW di sini akan mengambil peran memonitor dan menyambung jalinan pengusaha Musim di seluruh Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement