REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Helmy Faisal Zaini meminta Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) terus mengawal Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Helmy juga menekankan agar IPPNU melakukan berbagai upaya dalam peningkatan pendidikan, ekonomi dan kesehatan dalam berkeluarga.
Untuk itu, hal pertama yang harus dilakukan dengan konsolidasi kader. IPPNU juga diminta selalu hadir di tengah-tengah masyarakat.
"Tentu yang kita harapkan adalah kerja nyata dalam konteks membangun solidaritas sosial kemanusiaan yang sekarang ini tentu membutuhkan uluran tangan dari kita semua," ujar Helmy, saat menyampaikan pesan pada acara Harlan IPPNU ke-62, di PBNU, Jakarta, dalam rilisnya, Ahad (12/3).
Mantan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal itu juga berharap IPPNU mampu menjangkau luas ke sekolah-sekolah. Terlebih isu radikalisme, narkoba dan kekerasan semakin marak.
Helmy juga meminta IPPNU meningkat minat baca. Pasalnya, indeks daya membaca pelajar Indonesia masih di posisi 0,001.
"Dengan demikian indikator pendidikan di Indonesia masih ketinggalan. Karena di negara-negara maju indeks membacanya itu minimal sudah 0, 046, sekitar 460 orang yang benar-benar minat baca," kata Helmy.
Kemudian, Helmy juga menyampaikan situasi yang ada saat ini. Menurutnya, Indonesia sedang menghadapi masa pelik dengan masuknya paham transnasional dan dunia sosial media yang semakin mainstrem.
Helmy menegaskan, IPPNU harus mampu memanfaatkan medsos untuk pemberdayaan ekonomi. "Sesuai hasil Muktamar NU ke-33 di Jombang yang pertama mengokohkan, meneguhkan melaksanakan Islam ahlusunnah waljamaah, ini juga harus menjadi spririt IPPNU," jelasnya.