REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Rumah Zakat memiliki cara unik dalam mewujudkan Kampung Inggris di Kelurahan Rappokalling, Kecamatan Tallo, Kota Makassar. Salah satu caranya, yakni setiap anak diberi kesempatan belajar Bahasa Inggris dengan syarat pembayarannya menggunakan sampah.
Setiap kali mengikuti pembelajaran Bahasa Inggris, setiap anak wajib membawa sampah untuk bayarannya. ‘’Sampah yang didapatkan dari anak-anak, nantinya diserahkan ke Bank Sampah yang juga binaan kami,’’ tutur Fasilitator ICD Rappokalling Ana Mardiyati dalam pers release yang diterima Republika, Rabu (8/3).
Menurut Ana, program ini adalah bagian dari upaya pemberdayaan di bidang lingkungan dan pendidikan. Mudah-mudahan selain mendapatkan pengetahuan bahasa, papar dia, anak-anak di Rappokalling bisa yang mandiri dan peduli terhadap lingkungannya.
Uang hasil setor sampah itu, papar Ana, akan digunakan untuk biaya operasional Kampung Inggris. Kata dia, Program Kampung Inggris mendapat dukungan dari masyarakat Rappokalling. Kegiatan pembelajaran yang berlangsung setiap Sabtu dan Minggu itu, sambung dia, memicu anak-anak Rappokalling menjadi lebih produktif.
Ana menyebutkan, saat ini sudah ada 50 anak yang mengikuti kegiatan belajar di Kampung Inggris Rappokalling. ‘’Awalnya, program Kampung Inggris ini hanya ditujukan bagi anak-anak dari penerima manfaat program Bank Sampah di wilayah ICD Rappokalling. Namun ternyata program ini diminati oleh masyarakat yang juga bukan anggota komunitas binaan Rumah Zakat,’’ tambah Ana.
Ana dan Branch Manager Rumah Zakat cabang Makassar Amir yang menjadi pengajarnya. Ana berharap, ke depannya bisa mendapatkan guru tambahan untuk mengajar di kelas Kampung Inggris.