REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PP Muhammadiyah Dr Haedar Nashir mengungkapkan keprihatinan jika umat Islam di Indonesia masih berkonflik karena ada perbedaan mazhab. Terlebih, apabila konflik terjadi hanya karena hal-hal ikhtilaf dalam praktik beragama.
"Karenanya, setiap pihak di lingkungan umat Islam perlu makin dewasa, untuk mengembangkan tasamuh ketika terjadi perbedaan paham dan praktik ibadah maupun muamalah," kata Haedar kepada Republika, Senin (6/3).
Ia meminta umat, untuk menghindari ceramah keislaman dan opini-opini yang saling menegasikan, atau memvonis pandangan sesama umat Islam. Haedar menilai, itu semua dapat memancing reaksi yang sama kerasnya, seperti negasi atau vonis yang diberikan.
"Umat Islam harus memberi teladan dalam bertoleransi," ujar Haedar.
Haedar berpendapat, mana mungkin bisa toleran dengan umat lain manakala dengan sesama seiman masih saling bergesekan soal perbedaan paham Islam. Maka itu, Haedar mengajak, umat Islam bisa mengembangkan pandangan keislaman yang mencerahkan dan memajukan umat.
Selain itu, dia mengimbau umat untuk dapat mengerahkan energi untuk bisa membangun keunggulan umat Islam, yang masih tertinggal di banyak bidang kehidupan. Haedar menegaskan, ini bukan lagi era yang tepat untuk umat bertengkar karena perbedaan mazhab.
"Sudah tidak zamannya bertengkar karena perbedaan mazhab," katanya.
Haedar mengatakan, umat perlu diajak dewasa, jika ada ceramah yang berbeda pandangan tidak perlu disikapi dengan kekerasan apalagi sikap yang bermusuhan. Menurut Haedar, kalau ada masalah kedepankan dialog dan cari penyelesaian yang damai dan sikap karimah.