Rabu 01 Mar 2017 23:30 WIB

Old Delhi, Jejak Kejayaan Peradaban Islam di India

Rep: Wahidah Handasah/ Red: Agung Sasongko
Muslim India (ilustrasi)
Foto: EPA/Farooq Khan
Muslim India (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Membentang di tepian Sungai Yamuna, Delhi dihuni oleh masyarakat yang majemuk dan kosmopolitan. Selain komunitas Muslim, di kota ini juga tinggal beberapa komunitas lain, yaitu Hindu, Sikh, Jain, Kristiani, dan Baha’i. Ada pula beberapa komunitas minoritas lainnya seperti Parsi, Buddha, Yahudi, dan India Anglo.

Muslim di Delhi menetap di seluruh bagian kota. Di bagian utara, yang populer disebut Delhi Lama atau Old Delhi, memiliki konsentrasi populasi Muslim yang besar. Old Delhi dibangun pada 1639 di zaman Dinasti Mughal. Sejarah mencatat, dinasti-dinasti besar yang berkuasa di India sejak 1206-1526 adalah Muslim.

Delhi Tengah dan Delhi Timur bahkan memiliki jumlah keluarga Muslim lebih banyak lagi. Sementara di selatan Delhi, kantong komunitas Muslim juga bisa dijumpai di dekat makam tokoh sufi ber nama Nizam-ud-din.

Sebagai salah satu kantong Muslim di India, Old Delhi memiliki masjid megah, yakni Masjid Jama. Tak hanya megah, masjid ini tercatat sebagai yang terbesar di India. Masjid ini mampu menampung 20 ribu jamaah. Imam masjid ini Syed Imam Bukhari memiliki peran penting sebagai pemersatu dan sumber ilmu bagi Muslim India.

Delhi juga menjadi lokasi bagi universitas Islam terkemuka, Jamia Millia Islamia. Peletakan batu pertama pembangunan universitas ini dilakukan oleh pejuang kemerdekaan sekaligus pemikir teologi Muslim, Maulana Mehmud Hasan.

Awalnya, Maulana membangun Jamia Millia Islamia di Aligarth pada 1920, sebelum kemu dian dipindah ke Karol Bagh, New Delhi pada 1925 karena krisis pembiayaan di masa pemerintahan PM Mahatma Gandi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement