REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak dahulu, New Delhi sudah menjadi pusat Islam Kerajaan Moghul. Hingga kini pun, Islam tumbuh dengan baik di ibu kota India itu.
Di jajaran pemerintahan, misalnya, tak sedikit profesional Muslim yang tampil sebagai pejabat. Tak sedikit pula, cendekiawan-cendekiawan di New Delhi yang merupakan alumnus dari perguruan-perguruan tinggi Islam.
Fachrul Ratzi, yang pernah menimba ilmu di New Delhi sebagai siswa Program Belajar Dakwah Jamaah Tabligh Indonesia mengatakan, hampir semua golongan masyarakat di New Delhi menerima Islam.
Pemerintah, lanjut Fachrul, memberlakukan hari libur saat perayaan hari besar agama Islam. Sedangkan dari sisi busana, Muslimah di New Delhi meski tak berjilbab namun menggunakan baju panjang yang relatif tertutup. Dari sisi mazhab, umat Islam di New Delhi pada umumnya menganut Mazhab Hanafi dan hanya sebagian kecil saja yang bermazhab Syiah.
Sejak tahun 2000, kata Fachrul, kesadaran untuk mempelajari Islam mulai menyebar di seantero New Delhi. Hal ini ditandai dengan ber munculannya Taman Pengajian Alquran (TPA). Hingga saat ini setiap masjid memiliki TPA. TPA dinilai sangat efektif membangkitkan ajaran Islam.
Dengan membuka TPA dari pagi hingga sore, tiap anak bisa menyesuaikan waktu belajarnya di TPA tanpa mengganggu studinya di sekolah umum. Kegiatan belajar bisa diikuti oleh anak-anak dari tingkat sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah atas (SMA). Dari TPA ini pula lahirlah banyak penghafal Alquran.
Menilik sejarahnya, pengaruh Islam memang sangat kental di India. Salah satu kota yang menjadi rumah bagi Muslim India adalah Delhi. Kota Delhi terbagi atas dua bagian besar, yaitu Old Delhi dan New Delhi yang menjadi ibu kota India sejak 1947.
Secara geografis, kota Delhi terbagi atas tiga wilayah besar, yakni wilayah Yamuna yang terletak di dataran rendah, wilayah perbukitan Aravalli, dan wilayah dataran Gange tic. Dengan luas wilayah 1.483 meter persegi, Delhi berbatasan di timur dengan negara bagian Uttar Pradesh. Dan, pada tiga arah mata angin lainnya, seperti dikutip dari situs www.mapsofindia.com, Delhi ber ba tasan dengan negara bagian Haryana.
Sekitar 15 kilometer di sebelah utara Delhi terdapat wilayah Meh rauli, tempat berbagai monumen bersejarah berdiri. Di sini pula terdapat kompleks Qutab Minar yang menjadi simbol titik awal perubahan dalam sejarah India. Perubahan yang dimaksud adalah tegaknya aturanatur an Muslim di India. Penerus Mohammed Ghori (yang mengakhiri aturan Kerajaan Hindu di Delhi), Qutub-ud-din Aibak mendirikan Qutab Minar sebagai tanda keme nang an Ghori atas Rajputs pada 1192. Qutab Minar adalah menara setinggi 72,5 meter berlapis batu merah dan marmer. Menara ini masuk dalam warisan dunia UNESCO.
Qutab Minar juga menjadi rumah bagi masjid pertama yang dibangun di India, yaitu Masjid Quwwat-ul-Islam. Qutub-ud-din memulai pembangunan masjid ini pada 1192. Konon, bebe rapa bagian masjid ini dibangun dari material candi-candi Hindu Sejarah pun mencatat, dinasti-dinasti besar di masa kejayaan India dipimpin oleh raja-raja Muslim yang berpegang erat pada ajaran Islam. Sebut saja, misalnya, Dinasti Slave, Khilji, Lodi, Sayyid, dan Tuqhlaq.
Kepemimpinan Muslim ini memberi dampak mendalam pada budaya dan tradisi masyarakat India. Sekadar contoh, tradisi perkawinan warga Muslim di Delhi secara kuat meng ikuti aturan dan norma Islam. Seremoni utama dari pernikahan Muslim disebut nikah. Berdasarkan kebia saan, mempelai perempuan dan mempelai laki-laki akan menandatangani surat nikah yang disebut nikaahnama. Di Delhi, pernikahan Muslim dianggap sebagai perayaan besar.
Laman www.ezinearticles.com me nyebut, populasi Muslim di India tersebar di seluruh wilayah negeri. Beberapa wilayah yang memiliki populasi Muslim tinggi adalah Uttar Pradesh, Madhya Pradesh, Bihar, dan Bengal Barat. Dari sisi jumlah, Delhi pun termasuk memiliki populasi Muslim yang banyak.