REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nabi Ibrahim Alaihissalam (AS) adalah seorang nabi dan rasul Allah yang memiliki keberanian dan mukjizat yang luar biasa dari Allah SWT. Keberaniannya adalah melawan Raja Namrudz dari Babilonia yang mengaku sebagai tuhan dengan membakar patung-patung atau berhala yang menjadi sesembahan.
Keberaniaan Ibrahim menghancurkan berhala-berhala sesembahan kaumnya ini sehingga membuat Raja Namrudz murka. Karena itu, ia memerintahkan para pengawalnya untuk menangkap Ibrahim dan memasukkannya ke dalam api. Namun, atas izin Allah SWT, api tak sanggup membakarnya. Inilah kemukjizatan yang dimiliki Ibrahim. Peristiwa heroik ini diabadikan Allah dalam Alquran, di antaranya pada surah Al-An'am ayat 74-83, Al-Anbiya ayat 51-70, Albaqarah ayat 124 dan 258, Alsyuara ayat 69-89, Ibrahim ayat 35-41, dan Hud ayat 69-76.
Dalam bukunya, Atlas Alquran, Dr Syauqi Abu Khalil menjelaskan, Ibrahim adalah putra dari Azar bin Nahur. Ada yang menyebutkan, Azar adalah paman Ibrahim. Menurut kebiasaan masyarakat Arab, paman berkedudukan sebagai ayah.
Ibrahim dilahirkan di sebelah selatan Irak dan tinggal di Kota Ur al-Kildaniyah. Dia termasuk penduduk Kutsi--sebuah desa di Babilonia atau al-Wuraka'. Di Kutsi ini pula, dilakukan upaya pembakaran terhadap diri Ibrahim oleh Raja Namrudz.
Setelah gagal dibakar, Ibrahim melakukan perjalanan ke Carrhae (Harran atau Haaraan), sebelah utara tanah semenanjung. Kemudian, bertolak menuju Palestina bersama istrinya Sarah dan anak saudaranya Luth. Luth juga membawa istrinya. Karena terjadi kekeringan, dia pindah ke Mesir pada masa Raja Ru'at (Hyksos).
Kemudian, dia kembali lagi bersama Luth menuju ke sebelah selatan Palestina. Lalu, keduanya berpisah dalam upaya menjaga hubungan kasih sayang agar mereka memperoleh rumput dan air bagi binatang gembalanya. Ibrahim lantas tinggal di sumur as-Saba', sementara Luth tinggal di sebelah selatan Laut Mati, yaitu sebuah tempat yang dikenal dengan sebutan Buhairah Luth.
Selanjutnya, Ibrahim melakukan perjalanan bersama istri keduanya Hajar dan anaknya Ismail menuju Makkah. Keduanya kemudian ditinggal di sana, ''Yaitu, di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman.'' Dan, setelah terpancar sumber air zamzam, Jurhum (kabilah) datang melalui jalan kuda. Ibrahim dimakamkan di Kota Khalil (Hebron) di Palestina.