REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Dewan Sekolah Valley Stream Central High School, New York, menetapkan hari raya Idul FItri sebagai hari libur sekolah. Aturan ini akan berlaku pada 2018.
Presiden dewan sekolah, Cristobal Stewart, mengatakan, penetapan hari raya umat Islam sebagai hari libur sekolah berkat dukungan masyarakat. Selain itu, adanya retorika Trump tentang Muslim dan penetapan perintah eksekutif membuat kebijakan sekolah menjadi lebih penting.
"Adalah penting untuk kita membuat pernyataan tentang toleransi beragama dan pengakuan dari keanekaragaman positif dalam masyarakat, termasuk keragaman komunitas Muslim kami," ujar Cristobal Stewart seperti dilansir newsday.com, Selasa (21/2).
Stewart menjelaskan, sedikitnya 25 persen siswa di beberapa sekolah distrik adalah Muslim. Menurut dia, Muslim setempat memberi kontribusi berharga di kehidupan masyarakat Valley Stream. Kontribusi Muslim ini menjadi kontras dengan retorika penuh kebencian yang datang dari pemerintah.
Salah seorang warga Valley Stream, Farrah Mozawalla, mengatakan, dengan ditetapkannya hari libur ini maka terjadi kesetaraan dalam bermasyarakat. Ia merupakan salah seorang warga yang berjuang untuk penetapan hari libur ini.
Selain karena alasan toleransi, penetapan Idul Fitri sebagai hari libur sekolah karena banyak siswa yang memutuskan untuk tidak masuk sekolah saat merayakan hari raya. Namun, pihak sekolah mengakui diskriminasi terhadap siswa Muslim masih sering terjadi.
Siswa Muslim masih sering dilecehkan atau diancam dengan kekerasan. Pihak sekolah masih berusaha untuk menyelesaikannya. Sehingga tidak ada lagi kebencian yang muncul di sekolah.
Selain menetapkan Idul Fitri sebagai hari libur, pihak sekolah juga menetapkan hari raya umat Hindu sebagai libur sekolah.