REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia melalui Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) menjadi tuan rumah Forum Zakat Dunia (World Zakat Forum/WZF) pada 15-16 Maret 2017 di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta. Baznas bekerja sama dengan Pusat Pungutan Zakat (PPZ) Malaysia untuk menyelenggarakan perhelatan tiga tahunan ini.
Tema WZF 2017 adalah “Penguatan Peran Zakat sebagai Instrumen Global Pengentasan Kemiskinan.” Para peserta merupakan perwakilan dari 30 negara, baik yang mayoritas Muslim maupun non-Muslim. Di antaranya, Indonesia, Malaysia, Singapura, Turki, Kuwait, Arab Saudi, Inggris Raya, Amerika Serikat, dan India. Selain itu, kegiatan ini akan dihadiri para praktisi dan pakar zakat dari seluruh dunia.
Menurut Ketua Baznas, Prof Bambang Sudibyo, dalam WFZ 2017 nanti akan dibahas kaitan antara zakat dan tujuan-tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Develompment Goals/SDGs). Kemudian, ihwal indeks zakat dan fikih zakat juga akan menjadi pembahasan para peserta.
Pembukaan WZF 2017 pada 15 Maret nanti, lanjut Bambang, rencananya akan dibuka oleh Presiden Joko Widodo. Menteri Agama dan Kepala Bappenas juga akan mengisi kegiatan sebagai pemberi materi diskusi.
“World Zakat Forum ini penting sebagai membuka jaringan internasional bagi Baznas dan semua lembaga amil zakat di Indonesia. Ini adalah media untuk saling bertukar informasi terkait perkembangan zakat terkini, juga untuk mengenal berbagai best practices di penjuru dunia,” ujar mantan menteri pendidikan dan kebudayaan itu dalam jumpa pers di Gedung Arthaloka, Jakarta, Senin (20/2).
Sebagai informasi, WZF yang pertama digelar di Yogyakarta pada 2010 silam. Sebagai sekretaris jenderal WZF saat itu terpilih Prof Didin Hafidhuddin (Indonesia). Adapun WZF kedua digelar di New York, Amerika Serikat. Dalam kesempatan itu, mantan presiden direktur Dompet Dhuafa, Ahmad Juwaini, terpilih sebagai sekjen WZF kedua.
Karena itu, dalam WZF pada Maret nanti, akan ada pemilihan sekjen baru secara musyawarah mufakat di antara perwakilan negara-negara peserta.