REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagai salah satu lembaga amil zakat nasional, Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) mendukung penuh adanya rencana sertifikasi dan standardisasi amil zakat yang berada di Lembaga Amil Zakat (LAZ) di tingkat nasional. Program ini dinilai menjadi bentuk keseriusan dari pengelola zakat untuk menata dan meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM).

Menurut Direktur Utama IZI Wildhan Dewayana, selama ini, setiap lembaga zakat memiliki metode yang berbeda-beda terkait peningkatan kapasitas dan kemampuan SDM-nya, termasuk para amil zakat. Kendati begitu, kata dia, setiap lembaga amil zakat memiliki kesadaran yang sama soal posisi SDM dalam pengelolaan zakat.

"Memang, kunci dari semua pengelolaan zakat pada akhirnya ada di SDM. Tidak hanya IZI, saya kira lembaga zakat lain juga menyadari SDM adalah kuncinya. Lembaga zakat pun mulai menyadari bahwa memang perlu standarisasi atas kemampuan dan kapasitas dari SDM yang ada. Karena itu, IZI sangat mendukung itu (rencana sertifikasi dan standarisasi)," ujar Wildhan saat dihubungi Republika, Kamis (16/2).

Dengan standardisasi dan sertifikasi amil zakat secara nasional, maka diharapkan nantinya ada standar yang sama di semua LAZ. Sehingga, kerja sama antara LAZ dapat lebih mudah dilakukan dan dapat bergerak bersama-sama. Sementara dari sisi muzaki atau golongan orang yang memberikan zakat, Wildhan berharap, program ini nantinya bisa meningkatan kepercayaan dari Muzaki untuk menyalurkan dana zakat ke LAZ yang legal.

Sebelumnya, dalam Konferensi Zakat Nasional, awal Februari lalu, asosiasi lembaga zakat, Forum Zakat Nasional (FOZ), mengusulkan adanya sertifikasi terhadap amil zakat di LAZ. Sertifikasi dan standardisasi amil zakat ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan kapasitas amil zakat.

Ikuti Whatsapp Channel Republika