Senin 13 Feb 2017 15:00 WIB

Salman, Sosok Gubernur yang Zuhud dan Merakyat

Takwa (ilustrasi).
Foto: blog.science.gc.ca
Takwa (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam era Khalifah Umar, Salman ditawari jabatan sebagai gubernur Mada'in, meskipun ia berkali-kali menolaknya. Demi rasa hormatnya kepada Umar bin Khattab, Salman pun menyanggupi. Dalam perjalanan ke Mada'in, Salman menunggangi keledainya seorang diri.

Anak-anak Mada'in bahkan sempat mengiranya hanya pengelana tua biasa. Gaji Salman mencapai lima ribu dirham, tetapi ia membagi-bagikan seluruhnya kepada rakyat. Setiap hari, Salman bergaul dengan rakyatnya, berusaha hidup berbaur dengan mereka. Pakaiannya tak beda dengan warga biasa, kadang kala kumal.

Dalam sebuah riwayat, Salman menjumpai seorang tua asal Syam yang kelelahan karena harus memanggul karung penuh muatan. Salman, yang berpakaian layaknya rakyat jelata, menawarkan bantuan yang diterima dengan senang hati oleh pria tua ini.

Sesampainya di tujuan, mereka berdua melewati sekelompok orang yang terperangah. Beberapa di antaranya kemudian menghampiri si pengemban karung itu dan berkata, Wahai Gubernur, biar saya yang membawakan karung ini.

Betapa terkejutnya pria Syam itu karena yang membantunya adalah Gubernur Mada'in. Cepat-cepat ia meminta maaf kepada Salman. Meski begitu, Sang Gubernur menggelengkan kepalanya. Tidak. Aku akan tetap membawanya sampai ke tempat persinggahanmu.

Ketika dekat masa ajalnya, Salman semakin zuhud terhadap dunia. Diriwayatkan, bahwa Sa'ad bin Abi Waqqash suatu hari menjumpai Salman al-Farisi yang sedang bermuram durja. Apa yang membuatmu menangis? tanya Sa'ad.

Aku menangis bukan karena takut mati. Akan tetapi, Rasulullah telah mewasiatkan kepada kita, seraya beliau SAW bersabda, 'Hendaknya perbekalan salah seorang di antara kalian dari dunia ini seperti perbekalan seorang musafir.' Sedangkan, di sekelilingku ada banyak barang, jawab Salman. Sesudah wafatnya Nabi Muhammad SAW, Salman al-Farisi masih aktif dalam perjuangan Islam. Sosok yang teguh ini menghembuskan nafas terakhir pada zaman kekhalifahan Utsman bin Affan. Salman al-Farisi wafat di Kota Mada'in pada 33 Hijriyah. Ia hanya mewariskan harta tidak lebih dari belasan dirham.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement