Senin 13 Feb 2017 14:00 WIB

Siasat Perang Salman

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Agung Sasongko
Sudut Kota Madinah mulai lengang setelah ditinggal jamaah  haji
Foto: Republika/Amin Madani
Sudut Kota Madinah mulai lengang setelah ditinggal jamaah haji

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peran Salman sebagai penyumbang siasat bagi pasukan Muslim memang besar. Pertempuran Khandaq, yang berlangsungpada tahun kelima sejak hijrah, adalah pembuktiannya. Sebelumnya, aliansi Yahudi dan musyrikin Arab bersekutu mengepung Madinah. Alquran mengabadikan peristiwa ini dalam surah al-Ahzab (artinya, 'sekutu').

Nabi Muhammad SAW mengumpulkan para sahabat untuk dimintai saran perihal strategi menghadapi sekutu musuh Allah itu. Di sinilah Salman menyarankan agar pasukan Muslim menggali parit di sekitar Madinah demi menghalangi pasukan kafir.

Menurut Salman, di negeri asalnya, Persia, adalah kebiasaan untuk melakukan hal demikian sebagai strategi perang. Rasulullah dan majelis pun menyetujui saran Salman al-Farisi. Bahkan, dalam pengerjaan parit 10 hari itu, Nabi sendiri ikut menggali bersama para sahabat.

Maka pasukan kolaborasi musyrik dan Yahudi kebingungan begitu mendapati parit yang menghalangi mereka merangsek ke Madinah. Lantaran itu, pasukan sekutu ini mendirikan tenda di seberang parit dan hanya menggunakan senjata panah dari jarak jauh.

Satu bulan lamanya mereka terkatung-katung. Akhirnya, bencana angin puyuh meluluhlantakkan tenda-tenda pasukan musuh Islam itu. Kemenangan akhirnya berpihak pada pasukan Muslim.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement