REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam Alquran surah Alhijr ayat 9, Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya, Kami-lah yang menurunkan Alquran dan Kami pula yang akan menjaganya.'' Penegasan ini menunjukkan bahwa Alquran senantiasa terjaga dari pemalsuan hingga akhir zaman. Alquran merupakan kalamullah sehingga tidak mungkin akan dipalsukan oleh makhluknya.
Namun demikian, bukan berarti tidak ada pihak yang berupaya untuk memalsukan Alquran. Sejak zaman Nabi Muhammad SAW, sudah ada orang yang mencoba memalsukan Alquran, bahkan membuat ayat-ayat yang senada dengan Alquran. Tidak hanya itu, mereka juga menjelek-jelekkan firman Allah SWT. Di antaranya, ada yang membuat syair-syair dengan meniru bunyi surah Alkautsar. Lalu, ada pula orang-orang kafir yang mempertanyakan mengapa Allah SWT membuat binatang kecil yang 'tidak bermanfaat' bagi manusia, seperti nyamuk, dan hal lain yang dimuat dalam Alquran.
Pertanyaan orang-orang yang seolah-olah meragukan kemurniaan Alquran itu dijawab Allah dengan firman-Nya, ''Sesungguhnya, Allah tidak malu untuk membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih kecil (rendah) dari pada itu....'' (QS Albaqarah ayat 26).
Apa maksud Allah menciptakan perumpamaan itu? Tujuannya adalah agar manusia itu berpikir. Sebab, banyak dari mereka yang dengan perumpamaan itu menjadi sesat dan ingkar terhadap kekuasaan Allah.
Dan, seperti ditegaskan Allah SWT bahwa Dia-lah yang akan memelihara Alquran maka sampai kapan pun Alquran akan senantiasa terpelihara. Dia tidak akan bisa dipalsukan walau satu huruf sekalipun. Sebab, banyak para penghafal Alquran yang tidak saja hafal keseluruhan ayat Alquran, namun mereka juga hafal setiap bentuk dan huruf-huruf, termasuk tanda-tanda wakaf yang ada dalam Alquran.
Alquran berbeda dengan kitab lainnya, termasuk buku-buku yang dikarang oleh penulis kenamaan sekalipun. Mereka tidak pernah mampu menghafal keseluruhan buku yang ditulisnya sendiri, termasuk tanda titik dan koma. Inilah salah satu kemukjizatan Alquran.