Ahad 12 Feb 2017 23:48 WIB

Mengapa Laut Dua Warna tak Bisa Bercampur?

Rep: Syahruddin el-Fikri/ Red: Agung Sasongko
Laut (ilustrasi)
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Laut (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para ahli kelautan menemukan adanya batas pada setiap lautan. Pemisah itu bergerak di antara dua lautan, dinamakan dengan front (jabhah) dan dianalogikan dengan front yang memisahkan di antara dua pasukan. Dengan adanya pemisah, setiap lautan memelihara karakteristiknya sehingga sesuai dengan makhluk hidup (ekosistem) yang tinggal di lingkungan itu.

Seperti dikutip www.ikadi.org, banyak tahapan yang telah dilalui ilmu pengetahuan manusia untuk mengetahui sifat-sifat air laut, di antaranya tentang batas-batas laut.

Pada tahun 1873 M/1283 H, para ilmuwan dari tim peneliti Inggris dalam ekspedisi laut Challenger, menemukan adanya perbedaan di antara sampel-sampel air laut yang diambil dari berbagai lautan. Dari situ, manusia mengetahui bahwa air laut berbeda-beda kondisinya satu dengan yang lain, baik dalam hal kadar garam, temperatur, berat jenis, maupun jenis biota lautnya.

Penemuan tersebut dihasilkan setelah menyelesaikan pelayaran ilmiah selama tiga tahun, mengarungi seluruh lautan di bumi. Ekspedisi ini mengumpulkan informasi-informasi dari 362 pos yang khusus untuk menyelidiki karakteristik lautan-lautan.

Laporan perjalanan tersebut memenuhi 29 ribu halaman dalam 50 jilid, yang penyusunannya memakan waktu 23 tahun. Ekspedisi tersebut merupakan salah satu penemuan ilmiah yang sangat penting bagi ilmu pengetahuan, khususnya tentang Oceanologi (ilmu kelautan).

Tahun 1933, diadakan ekspedisi ilmiah oleh tim Amerika di Teluk Meksiko. Mereka menyebar ratusan pos-pos lautan untuk mempelajari karakteristik lautan. Hasilnya, sebagian besar pos tersebut memberikan informasi yang seragam tentang karakteristik air di wilayah itu.

Sementara itu, pos lainnya memberikan informasi yang berbeda. Dengan demikian, para ahli kelautan ini berkesimpulan adanya dua laut yang berbeda sifatnya dan tidak sekadar perbedaan sampel, seperti yang ditemukan pada ekspedisi Challenger.

Melalui ratusan 'stasiun laut' yang dibuat, para ilmuwan menyimpulkan bahwa perbedaan karakter tersebut mendeterminasi satu lautan dengan yang lainnya. Namun, mereka masih mempertanyakan, mengapa tidak bisa bercampur?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement