Jumat 03 Feb 2017 17:26 WIB

Sukabumi Fokus Kelola dan Kembangkan ZIS

Rep: Riga Iman/ Red: Agung Sasongko
Zakat
Foto: Antara
Zakat

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Pemkab Sukabumi berkomitmen untuk mengembangkan potensi zakat, infak, dan sedekah (ZIS). Hal ini ditandai dengan diterbitkannya sejumlah ketentuan dalam upaya mengoptimalkan potensi ZIS di Sukabumi.

"Satu bulan setelah dilantik menjadi bupati, kami mengeluarkan ketentuan ZIS bagi pengusaha penyedia barang dan jasa,’’ ujar Bupati Sukabumi Marwan Hamami di Pondok Pesantren Global Insani Mandiri (GIM) yang berdampingan dengan Ponpes Al Amin di Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi Jumat (3/2).

Hal ini disampaikan dalam acara pembukaan Worskhop Asistensi Manajemen yang digelar NU Care Lembaga Zakat, Infak, dan Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU).

Ketentuan itu tercantum dalam surat edaran bupati Nomor 1 Tahun 2016 tentang Pengumpulan Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS) Pengusaha Penyedia Barang dan Jasa. Hasilnya, dalam sepuluh bulan bisa terkumpul dana ZIS dari pengusaha penyedia barang dan jasa sebesar Rp 292 juta.

Selepas itu lanjut Marwan, pemkab juga mengeluarkan Peraturan Bupati (Perbup) Sukabumi Nomor 35 Tahun 2016 tentang Pengelolaan Infak, Sedekah, dan Dana Sosial Keagamaan Lainnya Berbasis Masyarakat. Ia menuturkan sebelumnya pada 2005 pemkab telah mengeluarkan ketentuan ZIS hanya pada pegawai negeri sipil (PNS).

Namun, kata Marwan, dalam perbup yang baru lebih mengatur secara umum untuk semua masyarakat yang ada di 47 kecamatan dan 386 desa dan kelurahan. Harapannya, pencapaian dana ZIS di Sukabumi dapat lebih optimal dibandingkan dengan sebelumnya.

Di sisi lain Marwan menuturkan, pemkab memberikan penghargaan kepada pengelolaan dana ZIS di Desa Nangerang, Kecamatan Cicurug yang dinilainya paling baik. Pasalnya, pengelolaan ZIS di wilayah tersebut telah memberikan manfaat yang besar bagi warganya karena dikelola dengan baik.

Ketua Panitia Workshop Asistensi Manajemen NU Care-LAZISNU Abdulllah Mas’ud mengatakan, lembaganya menggelar pelatihan di Desa Nanggerang salah satunya karena pengelolaan ZIS yang baik di wilayah tersebut. ‘’ Kami anggap pengelolaan ZIS di sini berhasil,’’ terang dia.

Diantaranya lanjut Abdullah, mampu menekan kemiskinan hingga 50 persen. Selain itu mampu menggerakan ekonomi melalui usaha peternakan rakyat dan melayani masyarakat dalam bidang kesehatan.Oleh karena itu terang Abdullah, dalam kesempatan workshop ini NU Care LAZISNU mengundang sebanyak 200 orang peserta untuk melihat pengelolaan ZIS di Sukabumi. Mereka berasal dari sembilan wilayah dan 67 cabang LAZISNU di Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement