REPUBLIKA.CO.ID, EDMONTON -- Imam Masjid Al Rashid di Edmonton, Kanada, Mahmoud Omar, mengungkapkan, kendati telah terjadi insiden penembakan di Islamic Center Quebec, pihaknya tetap membuka diri terhadap warga Kanada yang tertarik dengan Islam. Omar menyatakan, apa yang terjadi di Quebec tidak mencerminkan masyarakat Kanada secara keseluruhan.

Pada Ahad (29/1) waktu setempat, insiden penembakan terjadi di Islamic Center Quebec. Enam orang meninggal dunia dan 19 orang terluka parah akibat insiden penembakan tersebut. Pihak keamanan telah menangkap pelaku dan menyebut aksi penembakan tersebut sebagai aksi terorisme.

Terkait peristiwa tersebut, Omar menyatakan, terorisme tidak memiliki hubungan dengan agama apa pun. Kejadian itu, kata Omar, juga tidak mencerminkan sikap masyarakat Kanada terkait penghormatan terhadap perbedaan.

''Saya masih yakin itu (kejadian penembakan) tidak mencerminkan dan merepresentasikan masyarkat Kanada. Masyarakat Kanada tidak seperti itu. Setiap aksi terorisme tidak memiliki dasar agama, apapun agamanya, apapun keyakinannya. Ini seperti Ku Klux Klan (KKK) dengan Nasrani atau ISIS dengan Islam. Mereka sama sekali tidak mewakili agama-agama tersebut,'' kata Omar seperti dikutip Globalnews, Selasa (31/1).

Omar mengungkapkan, kendati ada insiden penembakan di Masjid Quebec, tapi pihak Masjid Al Rashid di Edmonton akan tetap mempertahankan kebijakan untuk membuka pintu bagi siapa saja, termasuk masyarakat Kanada yang tertarik lebih jauh tentang Islam. Cara ini, kata Omar, secara perlahan dapat merubah persepsi negatif tentang Islam.

''Kunjungi masjid-masjid terdekat. Bicaralah kepada Imam di sana, bertanyalah kepada mereka,'Apakah saya bisa melihat apa yang kalian kerjakan dan peribadatan kalian?' Ini adalah saran saya kepada sesama warga Kanada. Kunjungi masjid di sekitar Anda dan cari tahu lebih dalam tentang Islam,'' kata Omar.

Ikuti Whatsapp Channel Republika