Senin 30 Jan 2017 00:49 WIB

Menjadikan Indonesia Bangsa yang Bermartabat

Pemimpin Pondok Pesantren Daarut Tauhid Bandung Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym
Foto: Mahmud Muhyidin
Pemimpin Pondok Pesantren Daarut Tauhid Bandung Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemimpin Pesantren Daarut Tauhid Aa Gym berharap Indonesia menjadi bangsa yang maju dan bermatabat. Indonesia menjadi bangsa yang memiliki harga diri, mandiri dan kuat dalam berbagai bidang serta membangun manusia mulia.

"Saudaraku, kita mengharapkan bangsa kita menjadi bangsa yang maju dan bermartabat" ujarnya lewat laman Facebook, Ahad. 

"Mari kita canangkan bangsa Bermartabat. ‘Bermartabat’ kita buat susun sebagai akronim yang dimulai dengan ‘Bersih’," kata Aa Gym menambahkan.

Menurutnya, menjadi bangsa bermartabat dimulai dengan menjaga kebersihan lahir batin. Bersih dari korupsi, kemaksiatan, akidah, akhlak dan bersih hatinya.  "Bangsa yang memiliki tempat yang bersih, sistem yang bersih, keuangan yang bersih. Dan semua itu dimulai dari diri dan keluarga yang bersih," ujar Aa.

Selanjutnya, kata ia, adalah ‘Makmur’. Bangsa bermartabat juga adalah bangsa yang makmur tidak secara lahir saja, namun juga batinnya. Secara ekonomi kuat, dan ditopang dengan keadaan hati rakyat dan pemerintahnya yang lapang, bahagia, tidak tertekan.  "Untuk makmur kita perlu memiliki 3 UR, yaitu jujur, akur dan syukur," tutur Aa Gym.

Ciri selanjutnya dari bermartabat adalah taat. Bangsa taat kepada Allah SWT yang telah menciptakan dan mencukupi rezekinya dan taat kepada Rasululloh Saw.

Taat di sini bisa bermakna juga dengan kedisiplinan. Tidak ada bangsa yang maju tanpa kedisiplinan. Mari kita tafakuri bangsa-bangsa yang sudah maju, bisa dipastikan mereka mempraktikkan kedisiplinan dalam kehidupannya.

"Padahal disiplin adalah milik kita juga sebagai umat Islam. Rasulullah SAW. sudah lebih dahulu mengajarkan kedisiplinan, tinggal kita mujahadah dan istiqomah mempraktikkannya," jelas Aa Gym.

Ciri berikutnya adalah bersahabat. Bangsa yang bermartabat warganya senantiasa membina dirinya dan membina pergaulannya untuk tidak menjadi ancaman bagi pihak lain. Senantiasa mengeratkan persahabatan dan persaudaraan. Mengelola perbedaan dan persamaan secara bijaksana dan adil.

"Kita tahu bahwa penghuni bumi ini, khususnya bangsa kita, amat beragam. Dan, tidak sepatutnya keberagaman ini menjadi alasan untuk saling mengancam dan bermusuhan. Justru keberagaman harus menjadi kekuatan untuk saling melengkapi dan memperkaya. Saling mentafakuri dan menghargai."

Baca juga,  Pesan Aa Gym ke Jokowi, Jangan Anggap Remeh Persoalan Ahok.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement