Kamis 26 Jan 2017 16:30 WIB

Islam Punya Cara Agar Umat Hadapi Kuap

Rep: Nashih Nasrullah/ Red: Agung Sasongko
Menguap (ilustrasi)
Foto: Blogspot.com
Menguap (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Menguap bisa menimpa siapapun, terutama saat kondisi letih dan keadaan perut kenyang setelah menyantap makanan. Adakalanya kuap yang merupakan gerekan refleks itu menimbulkan efek mengenakkan bagi sebagian orang.

Dan, tentunya sangat memanjakan tubuh. Apa faktor penyebab kuap?

Hingga saat ini belum diketahui pasti. Tetapi, acap kali kuap kerap dikaitkan dengan jumlah oksigen di paru-paru yang rendah. Kuap bisa memancing kuap lainnya muncul. Potensi “penularan” itu bisa mencapai 55 persen bagi mereka yang melihat penguap dalam waktu lima menit.

Islam mengatur bagaimana seseorang menyikapi kuap. Keluhuran nilai Islam itu akan terkuak saat menengok respons dan penyikapan masyarakat sebuah komunitas terhadap kuap. Dalam beberapa budaya, menguap merupakan suatu sikap antisosial.

Islam meletakkan beberapa panduan penting agar umat bisa menghadapi kuap. Dalam Islam, kuap dianggap sebagai salah satu media bermalas-malasan yang identik dengan setan. Karena itu, harus tidak boleh diabaikan begitu saja.

Diriwayatkan dari Abu Hurai rah RA, Rasulullah bersabda, “Bersin itu dari Allah dan menguap itu dari setan. Jika salah seorang kalian menguap, tutuplah mulutnya dengan tangannya dan jika ia katakan “aaahh”, maka setan tertawa dalam perutnya. Sesungguhnya Allah menyukai bersin dan membenci menguap.” (HR Turmudzi)

Ibnu Bathal mengatakan, aktivitas menguap disandarkan kepa da setan bukan berarti makhluk Allah terlaknat tersebut juga me lakukan kegiatan yang sama, me nguap. Yang dimaksud penyandaran ini lebih berarti bahwa se tan senang melihat mereka yang menguap lantaran ekspresi lucu— menurut setan—yang muncul dari muka penguap. Melalui kuap pula, setan disinyalir bisa masuk dan melalaikan penguap dari berbuat kebaikan.

Abu Bakar ibn al-Arabi menambahkan, segala aktivitas yang tidak mengenakkan dan dicela diidentikkan dengan setan. Lain halnya perbuatan yang baik, selalu disandarkan kepada Allah. Menguap, menurutnya, timbul dari rasa letih dan kenyang yang memicu rasa malas, kesemuanya adalah dorongan setan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement