Ahad 22 Jan 2017 19:10 WIB

Menag: Waspadai Sisi Negatif Globalisasi

Menag Lukman Hakim Saifuddin
Foto: antaranews
Menag Lukman Hakim Saifuddin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin kembali mengajak seluruh komponen anak bangsa untuk menanggapi perkembangan globalisasi dengan bijak. Menurutnya, kemajuan tekhnologi informasi harus disyukuri sebagai sebuah nikmat.

"Informasi-informasi dengan cepat menyebar seakan dunia ini kini tanpa batas, meski demikian, kita harus waspada akan sisi negatif globalisasi ini. Kita butuh ketelitian, kearifan, kebijaksanaan untuk mencerna informasi yang kita dapatkan, agar tidak tidak terseret dalam permusuhan dan perpecahan," kata Lukman saat memberi sambutan pada Tabligh Akbar dan Peletakan Batu Pertama Ponpes Shohibul Muslimin (Parmusi Center), Provinsi Banten, Ahad (22/01).

Dihadapan tokoh masyarakat dan santri, Lukman menceritakan, kisah fitnatul qubro atau fitnah besar di mana Khalifah Utsman bin Affan dan Khalifah Ali bin Abi Thalib terbunuh karena berita bohong (hoax). Sahabat Utsman misalnya, dibunuh oleh seorang Muslim, yang tidak sembarang Muslim, bukan Muslim awam, tapi seorang hafidz.

"Dia tergerak sendiri, membunuh sendiri, karena berita hoax, di mana, sahabat Utsman diduga diisukan melalukan KKN, yakni nepotisme yang mementingkan familinya saja, tanpa tabayyun atau klarifikasi atas berita tersebut," ujarnya.

Dikatakan Lukman, sahabat Ali juga meninggal terbunu oleh Muslim juga karena salah paham, oleh berita fitnah tak berdasar. Dampaknya, kata dia, karena beda tafsir lalu berimplikasi pada perkembangan umat Islam hingga kini, baik di bidang syariah, aqidah, tasawuf, dan lain sebagainya. "Karenanya, mari kita jaga Indonesia kita," ajak Menag.

Kunjungan kerja Menag ke Provinsi Banten dalam rangka peletakan batu pembangunan Pondok Pesantren Shohibul Muslimin yang berada di Tanjung Teja Kabupaten Serang. Ponpes tersebut akan dibangun di ataslahan seluas 25 hektare yang bisa menampung kurang lebih 1.000 santri dengan model boarding school.

"Hingga saat ini, baru 4 ha yang kita bebaskan, tapi Insya Allah akan berdiri di atas lahan seluas 25 ha yang bisa menampung sekitar 1.000 santri dengan model boarding school," kata Ketua Umum Parmusi Ustaz Usmah Hisyam.

Hisyam menyatakan, ponpes ini lebih mengedepankan kualitas. Program unggulannya adalah tanfidz, dan bahasa, baik Arab maupun Inggris.

Hadir dalam kesempatan tersebut, mantan mensos yang juga mantan ketum Parmusi Buya Bachtiar Chamsyah, Ketua Lembaga Dakwah Parmusi KH Syuhada Bahrri, Keluarga Besar Parmusi, Perwakilan Pemprov Banten, Pemkab Kabupaten Serang dan masyarakat umum. Ikut mendampingi Menag, Kakanwil Kemenag Banten A Bahari Syam dan Kakankemenag Kabupaten Serang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement