Senin 16 Jan 2017 15:30 WIB

Ini Keterangan Alquran Soal Kemewahan dan Kemegahan Istana Firaun

Rep: Syahruddin el-Fikri/ Red: Agung Sasongko
Piramida Mesir
Foto: flickr
Piramida Mesir

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Istana, pastilah sesuatu yang megah dan mewah dengan berbagai ornamen yang mahal dan berkualitas tinggi. Dan tentu saja, orang yang melihatnya akan berdecak kagum. Karena itu, Firaun sangat bangga dengan kemewahan dan kemegahan istana yang dimilikinya itu.

Firaun hidup nyaman dan berlebihan, didampingi istri yang cantik, para dayang, serta para pengikut dan pengawalnya yang selalu siap sedia melakukan segala perintahnya. Dan akibat kekuasaan yang teramat besar itulah, Firaun merasa dia paling berkuasa di muka bumi ini. Sehingga, ia memerintah negerinya dengan tangan besi. Tidak seorang pun yang berani melawannya secara terang-terangan.

Pendek kata, apa yang diperintahkannya harus ditaati. Apa yang diinginkannya harus dipenuhi dan apa yang dikatakannya harus didengarkan. Ia pun mengaku dirinya sebagai tuhan. Bahkan, dengan lantang ia menentang Musa dan Harun AS yang diutus oleh Allah SWT untuk menyadarkannya.

Ia memerintahkan Haman, salah seorang pengikut setianya, untuk membuatkan sebuah bangunan tinggi. Ia ingin menyaksikan tuhannya Musa dan Harun.

''Dan berkata Firaun, 'Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku. Maka, bakarlah hai Haman untukku tanah liat kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta.'' (QS Al-Qashash [28]: 38).

Firaun berkata, ''Hai Haman, buatkanlah bagiku sebuah bangunan yang tinggi supaya aku sampai ke pintu-pintu, (yaitu) pintu-pintu langit, supaya aku memandangnya (Musa--Red) sebagai seorang pendusta.'' (QS Al-Mu'min [40]: 36-37).

Beberapa bangunan yang didirikan dinasti Firaun itu, hingga kini masih bisa disaksikan.

Namun, bila merujuk pada keterangan Alquran, istana yang dibangun Firaun pada masa Musa itu, telah dihancurkan oleh Allah SWT. ''Dan sempurnalah perkataan Tuhanmu yang baik (sebagai janji) untuk Bani Israil disebabkan kesabaran mereka. Dan Kami hancurkan apa yang telah dibuat Firaun dan kaumnya dan apa yang telah dibangun mereka.'' (QS Al-A'raf [7]: 137).

Ibnu Katsir dalam menafsirkan surah Al-A'raf [7] ayat 37 di atas, menyatakan, Allah menghancurkan bangunan dan ladang-ladang milik Firaun. Sementara itu, sebagian lainnya menyatakan, maksud dihancurkan dalam ayat tersebut dengan kata menenggelamkan.

Beberapa ahli arkeologi, mencoba melakukan penelitian tentang istana atau bangunan-bangunan yang didirikan oleh Firaun. Hasil penggalian yang dilakukan itu, ditemukan sebuah kuil yang bernama Kuil Amun, terletak di timur Sungai Thebes. Konon, bangunan ini dulunya dibangun pada masa Thutmosis I, pada 1550 Sebelum Masehi (SM).

Dari penemuan itu, dalam kuil Amun terdapat sebuah stasiun, ruang gudang, dan bengkel. Bangunan ini terdiri atas tiang-tiang (pilar-pilar) raksasa di Karnak. Konon, pada saat pembangunannya digunkan batu-batu besar yang dipindahkan dari sungai.

Kuil Karnak memiliki panjang sekitar 433 meter, dengan kolom (tiang) setinggi 23,5 meter dan besarnya tiang (pilar) berdiameter 6,6 meter. Jumlahnya sebanyak 134 buah. Tembok, tiang, dan pintu gerbang dipenuhi dengan lukisan dan tulisan yang menceritakan pemerintahan dan peperangan para raja. Kompleks pemujaan di Karnak ini terdapat tiga kuil utama, yaitu Mut, Montu, dan Amun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement