REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perhimpunan zakat, infaq dan shodaqoh (ZIS) Lembaga Amil Zakat Infaq dan shadaqah Muhammadiyah (Lazismu) mengalami peningkatan sebesar 24,33 persen setiap tahunnya sejak 2010-2016. Tahun ini, Lazimu akan fokus pada berbagai target dan program.
"Target program di tahun 2017 adalah pembuatan Kartu Lazismu, beasiswa seribu sarjana, pemberdayaan ekonomi seribu UMKM, Youth and Social Innovation Lazismu Goes to Campus," kata Direktur Utama Lazismu, Andar Nubowo kepada Republika.co.id, Kamis (12/1) malam.
Ia menerangkan, ada juga program pendayagunaan produktif dalam bentuk kandang kambing, Indonesia terang dan klinik Apung Said Tuhuleley. Dua program ini merupakan program unggulan Lazismu pada 2017.
Zakat Jadi Pilar Penting Pengentasan Kemiskinan
Terkait dengan kebijakan program Lazismu di 2017, kata dia, Lazismu menetapkan program-program tersebut di bidang pendidikan, ekonomi, sosial dan inovasi. Di bidang pendidikan ada program save our school, GN-OTA, Trensains, dan sejuta sarjana.
Di bidang ekonomi ada program tani bangkit, sejuta UMKM, pemberdayaan ekonomi berupa program Youth Entepreneurship, bina usaha ekonomi keluarga dan penyertaan modal BTM. Selain itu, ada program surya LED, Safaro, kampung ternak dan Desbumi.
"Di bidang sosial meliputi tanggap darurat bencana, dai mandiri, Muhammadiyah Aid, Kurban Pak Kumis dan Mobil Klinik," ujarnya.
Selanjutnya, kata dia, di bidang inovasi ada program Lazismu menghadirkan program Indonesia terang dan Klinik Apung Said Tuhuleley. Program pada 2017 fokus kepada sasaran kawasan terdepan, terluar, dan tertinggal (3T). Sementara, dalam rangka menatap potensi zakat pada 2017, Lazismu memproyeksikan target penghimpunan ZIS sebesar Rp 800 miliar dengan rincian target pertumbuhan ZIS dari tahun sebelumnya sebesar 56 persen.