Kamis 12 Jan 2017 11:30 WIB

Sebutan Rasulullah untuk Abessinia

Rep: Wahidah Handasah/ Red: Agung Sasongko
Peta Ethiopia.
Foto: Lonelyplanet.com/ca
Peta Ethiopia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Dr Sayuqi Abu Khalil dalam Atlas Hadits al-Nabawi mengatakan, wilayah al-Habasyah, saat ini dikenal dengan nama Ethiopia atau Eritrea. "Masyarakatnya dikenal sebagai al-Habasy, yakni bangsa Sudan atau bangsa berkulit hitam," ujar Dr Syauqi.

Dalam salah satu sabdanya, Rasulullah SAW menyebut Abessinia sebagai negeri kerukunan umat beragama. Betapa tidak, warga Abbessinia dengan penuh keramahan menerima dan memberikan perlindungan kepada kaum yang berbeda agama dengan mereka. Inilah yang menjadi alasan sehingga bangsa Arab pada masa perluasan tidak melancarkan ekspansi ke wilayah itu.

 

Pada hijrah pertama ke Abessinia ini, para sahabat Rasulullah disambut dengan penuh keramahan dan persahabatan. Raja Najasyi lalu menempatkan mereka di Negash yang terletak di sebelah utara Provinsi Tigray. Setelah tiga bulan di sana, mereka kembali ke Makkah, dengan harapan kaum kafir Quraisy telah melunak. Namun nyatanya, perlakuan kaum Quraisy tetap keras. 

Maka itu, Rasulullah kembali memerintahkan umat Muslim untuk hijrah ke Abessinia. Jumlah sahabat yang hijrah pada gelombang kedua itu terdiri atas 80 orang. Rasulullah pun berpesan kepada mereka untuk menghormati dan menjaga Abessinia atau Ethiopia.

Namun, kafir Quraisy tak tinggal diam. Mereka mengutus Amr bin As serta Imarah bin Walid menghadap Raja Najasy. Keduanya meminta sang raja untuk mengusir para pengikut Rasulullah SAW dari tanah Abessinia. Raja Najasyi menolak permintaan itu dan mengizinkan para sahabat tinggal di negeri itu hingga Rasulullah SAW hijrah ke Madinah. 

(Baca: Abessinia, Tujuan Sahabat Pertama Kali Hijrah)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement