Selasa 10 Jan 2017 22:00 WIB

Buat Paket Wisata Halal, Ini Caranya

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Agung Sasongko
Ilustrasi Wisata Halal. (Republika/Mardiah)
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi Wisata Halal. (Republika/Mardiah)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Ada banyak cara untuk sebuah biro perjalanan menarik minat masyarakat melalui paket perjalanan wisata halal. Salah satunya, adanya kejelasan tempat untuk shalat dan tersedianya makanan halal.

Ketua Tim Pengembangan dan Percepatan Pariwisata Halal (TP3H) yang dikoordinasikan Kementerian Pariwisata, Riyanto Sofyan mencontohkan, bila dalam paket wisata halal BPW mengajak wisatawan ke pantai, jangan sampai ke pantai dimana banyak perempuan berpakaian terbuka.

Juga pemilihan konten yang disampaikan pemandu wisata misalnya saat berkunjung ke Borobudur. Pemandu bisa menyampaikan sisi sejarah Borobudur bukan soal peribadatannya.

''Ini yang harus ditahui pemandu wisata. Sehingga nanti terimplementasi dengan baik,'' kata Riyanto usai seminar wisata halal di Munas II Amphurindo di Gunung Geulis, Kabupaten Bogor, Selasa (10/1).

Paket wisata halal unggulan ini akan jadi model bagi biro perjalanan wisata (BPW) yang mau dan siap. Secara umum, TP3H mempersilakan BPW mana saja untuk menggunakan model paket wisata halal unggulan itu. Tapi karena paket wisata halal lebih spesifik, paket ini tentu akan cocok untuk mereka yang minat dan sudah tahu wisata halal.

''Karena ini bukan waktunya sosialisasi lagi, tapi jualan,'' kata pria yang juga Komisaris Utama PT Sofyan Hotels Tbk itu.

Karena sudah masuk tahap penjualan paket wisata halal, maka BPW harus siap, jangan sampai paketnya kalah dengan negara tetangga atau tidak sesuai konsep halal dan akhirnya malah jadi bumerang.

''Semangat boleh, tapi harus profesional. Rencananya Februari model paket wisata ini akan diluncurkan,'' kata Riyanto.

BPW yang mau dan siap akan mendapat bimbingan teknis. BPW yang sudah paham, kata Riyanto, juga boleh membuat dulu saja paket wisata halal versi mereka dan nanti TP3H akan menilai dan mengarahkan.

Pada tahap ini pun, lanjut Riyanto, belum sampai sertifikasi profesi SDM karena lembaga sertifikasi profesi punya banyak syarat dan lembaga sertifikasi profesi (LSP) pariwisata halal pun belum ada. Tapi, di tahap awal BPW bisa memakai sertifikat telah mengikuti pelatihan pariwisata halal. Dengan begitu, mereka sudah tahu mana yang boleh dan tidak dalam menyusun paket wisata halal.

Saat ini sudah ada BPW yang memiliki paket wisata halal dan itu harusnya disertifikasi. Tapi, kalau menunggu semua hal dalam wisata halal bagus, tentu butuh waktu lama. Karena itu, TP3H mencoba menjalankan peningkatan kapasista dan sertifikasi secara paralel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement