Senin 09 Jan 2017 06:50 WIB

Gagasan Lembaga Penyiaran Muslim Mulai Dirintis

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Agung Sasongko
Ceramah agama di televisi.    (ilustrasi)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Ceramah agama di televisi. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Banyak kasus tayangan televisi yang tak menguntungkan kepentingan umat Islam. Ini terjadi lantaran masih minimnya tayangan televisi yang mengakomodasi kepentingan umat Islam, khususnya dalam hal pemberitaan.

Dewan Pertimbangan (Wantim) Majelis Ulama Indonesia (MUI) lantas memprakarsai gagasan tentang perlunya umat Islam membentuk sebuah stasiun televisi (TV) berskala nasional. Ketua Wantim MUI Prof Din Syamsuddin mengatakan, gagasan itu mencuat dalam rapat pleno ke-13 Wantim MUI, pekan lalu. Saat itu, para pimpinan ormas Islam merumuskan agenda strategis jangka pendek untuk tiga tahun ke depan.

 

Menurut Din, gagasan pembentukan stasiun televisi atau lembaga penyiaran untuk Muslim  adalah ide yang masih bersifat awal. Namun, ini adalah mimpi panjang umat Islam di Indonesia, yaitu memiliki sebuah lembaga penyiaran atau stasiun televisi yang berpihak kepada kepentingan Islam dan umat Islam.

"Pada era informasi dewasa ini, umat Islam, bahkan dunia Islam Indonesia, mutlak perlu memiliki lembaga penyiaran, termasuk televisi. Baik itu untuk menyiarkan berita dan pesan-pesan Islam ke dunia, juga untuk menangkal berita-berita negatif tentang Islam dan umat Islam,'' kata Din saat dihubungi Republika.

Tidak hanya itu, mantan ketua umum PP Muhammadiyah itu menambahkan, pada saat ini, pengaruh media, khususnya televisi, memang masih cukup kuat dalam pembentukan opini maupun karakter bangsa atau umat Islam. Di Indonesia, media yang ada dianggap belum sepenuhnya berpihak kepada kepentingan Islam dan umat Islam.

Umat Islam pun bisa dirugikan oleh pemberitaan dan penyebaran opini. ''Terutama pemberitaan atau penyebaran opini yang memiliki dimensi politik. Nah, berdasarkan alasan-alasan itu, mimpi panjang, mimpi lama itu semakin mendesak untuk direalisasikan,'' tuturnya.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement