Senin 09 Jan 2017 06:31 WIB

Geliat TV Muslim di Luar Negeri

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Agung Sasongko
Cuplikan Being Bilal, program tv Islami di Inggris.
Foto: Youtube
Cuplikan Being Bilal, program tv Islami di Inggris.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bilal Hassam (29 tahun) masih terlihat malas di kasurnya. Dia merasa begitu segar saat bangun pagi. Namun, begitu dia melihat kalender, dia sontak kaget karena hari itu adalah hari pertama bulan Ramadhan. Bilal melewatkan makan sahur.

Sambil menatap langsung ke kamera, dia berujar, ''Ini seperti jam setengah delapan pagi, dan saya benar-benar merasa beristirahat dengan baik. Tapi saya lapar,'' kata dia.

Potongan adegan tersebut berasal dari program televisi berjudul Being Bilal. Program reality show yang sudah ditayangkan sejak pertengahan 2015 ini memotret perjalanan keseharian dan pengalaman Bilal, mantan dokter dan aktivis lingkungan asal Leicester, Inggris.

 

Dari shalat di Tepi Barat, singgah di Yerusalem, perjalanan ke berbagai wilayah di Inggris, berdialog dengan berbagai tokoh agama dan masyarakat di Yunani tentang berbagai isu politik dan sosial, hingga membahas isi dari berbagai media asal Inggris.

Bilal merupakan penggambaran seorang Muslim Inggris secara umum. ''Bilal adalah pekerja biasa dan seperti orang Inggris pada umumnya. Dia ramah, santai, dan memiliki rasa humor yang tajam. Akses ke kehidupan Muslim seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya. Dengan gambaran ini, setidaknya dapat menantang gambaran hitam dan putih yang ada di media mainstream soal kehidupan Muslim,'' kata Produser Being Bilal, Tariq Chow, seperti dikutip Al Arabiya.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement