REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rektor UIN Syarif Hidayatullah, Dede Rosyada, melihat banyak negara-negara dunia yang bingung mendapatkan pendidikan Islam. Hal itu membuat Indonesia memiliki peran yang lebih besar, yaitu menebarkan toleransi di Indonesia yang salah satunya dilakukan lewat perguruan tinggi.
"Masyarakat luar negeri ingin belajar bagaimana Jakarta membangun toleransi seperti hari ini," kata Dede kepada Republika.co.id, Rabu (4/1). Ia menerangkan, sebagai Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI), UIN Syarif Hidayatullah saat ini sudah memiliki ekselensi yang khas yaitu Islam yang penuh toleransi. Bahkan, Dede merasa, ekselensi itu sudah menjadi ikon yang dikenal cukup luas masyarakat dunia.
Terlebih, lanjut Dede, saat ini semakin banyak migran yang masuk ke negara-negara Eropa dan Australia, sehingga mambuat kebingungan mendapatkan pendidikan Islam untuk anak-anaknya. Karenanya, ia menekankan, pendidikan Islam yang dirasa tidak tercemar eksklusivitas dan radikalisme ada di Indonesia.
"Kita akan menyadarkan mereka yang negaranya banyak dilanda perang, bahwa harus mengedepankan toleransi seperti yang ada di Indonesia," ujar Dede.
Sejauh ini, ia menuturkan, banyak kolega-kolega di dunia yang cukup heran melihat banyak negara-negara Islam terlibat konflik, sedangkan Indonesia damai. Menurut Dede, aspek itu yang menjadi salah satu nilai tambah kehidupan masyarakat Islam di Indonesia, yang mampu merawat toleransi dengan baik.