Sabtu 31 Dec 2016 04:47 WIB

Refleksi KH Hasyim Muzadi: Proporsi Mayoritas dan Minoritas di Indonesia

KH Hasyim Muzadi saat berorasi dalam Nusantara Bersatu, Kupang, NTT, Rabu (30/11)
Foto:
KH Hasyim Muzadi

Ada tiga syarat besar dan berat untuk menciptakan homo homini sosius di bidang ekonomi, yakni:

a.    Sistem ekonomi di dalam ketatanegaraan dan konstitusi serta perangkat aturan perundangan di Indonesia yang menjamin terselenggaranya pemerataan ekonomi.

b.    Penyelenggara negara yang konsisten dalam menjalankan jalur-jalur pemerataan tersebut. hal ini tidaklah gampang karena menyangkut masalah kepentingan dan masalah keinginan seseorang di dalam menumpuk kekayaan.

c.    Kesiapan mental ekonomi kerakyatan, skill, dan kesempatan yang sama di dalam mencari rejeki serta perlindungan usaha-usahah kecil.

Tiga hal tersebut yang merupakan syarat mutlak pemerataan dan kemakmuran masih terlihat sangat dini di Indonesia.

Sedangkan ekonomi global yang sebelum tahun 1992 masih terbagi menjadi blok Timur yang proletar dan blok Barat yang kapitalistik sudah usai. Yang terjadi sekarang setelah selesainya perang dingin, Barat dan Timur bersatu dalam monopolar (satu pola pemikiran) tidak lagi bipolar yang bertentangan antara proletariat sosialis dan kapitalistik imperialis. Bersatunya kedua kutub ini disatukan oleh filsafat materialisme yang sesungguhnya merupakan induk dan akar yang sama dari dua kutub kapitalis dan proletariat.

Contohnya Tiongkok yang semula mendengungkan proletariatisme, sekarang meloncat menjadi investor-investor dan agresi ekonomi ke seluruh negara yang hampir mengalahkan Amerika sendiri. Agresi Barat dan Timur yang besatu mencari sumber-sumber ekonomi dunia tentu menjadikan negara-negara yang berpotensi energi, tanah, dan air menjadi sasarannya, termasuk Indonesia.

Sehingga yang menjadi refleksi kita, dimana posisi Indonesia di dalam perebutan potensi ekonomi tersebut, dan ketahanan Indonesia sendiri sehingga Indonesia tetap milik Indonesia.

Semoga Allah melindungi kita semua, Amin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement