Ahad 25 Dec 2016 07:34 WIB

Mengenang Gus Dur: Antara Cak Rahman, Durahman, dan Motor Bebek

Gus Dur-Soeharto
Gus Dur-Soeharto

Mengenang Gus Dur: Antara Cak Rahman, Durahman, dan Motor Bebek

Oleh: Oleh Lukman Hakiem, Mantan Staff Perdana Menteri Natsir dan Mantan Anggota DPR RI

===========

Tujuh tahun yang lalu, mantan Presiden Abdurrahman Wahid meninggal dunia. Banyak kenangan diungkapkan terhadap tokoh ini. Sebagai aktivis, beruntung saya punya sedikit kenangan dengan tokoh yang kemudian akrab disapa Gus Dur.

Salah satu kenangan itu adalah ketika kami menggelar diskusi dengan para aktvis di Yogyakarta ketika Gus Dur masih berusia muda dan belum seterkenak sekarang. Begini cerita kenangan itu:

Suatu hari di tahun 1981, penyunting buku Pergolakan Pemikiran Islam Catatan Harian Ahmad Wahib, Djohan Effendi (Sekretaris Negara era Presiden Abdurrahman Wahid), mencari saya ke Sekretariat Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Yogyakarta di Jl Dagen No 16. Di HMI Cabang Yogya, saat itu saya salah satu ketua di bawah Ketua Umum Zulkifli Halim.

Karena saya tidak tinggal di Dagen, tentu saja Mas Djohan tidak ketemu dengan saya. Dan Mas Djohan menitip pesan agar saya menemuinya di Hotel Garuda. "Saya sedang ada seminar di sana," kata Mas Djohan dalam pesan tertulisnya.

Malamnya, seorang diri saya meluncur ke Hotel Garuda. Saya bertemu Mas Djohan seraya diajaknya menikmati santap malam yang --buat ukuran aktivis zaman itu-- cukup mewah.

Ketika sedang ngobrol sambil bersantap, dari kejauhan tampak seseorang yang wajahnya saya kenali melalui foto yang menyertai tulisan dan pendapatnya di berbagai media massa. Tulisan dan pendapat tokoh ini nyaris tidak pernah saya lewatkan.

"Anda tahu orang itu?" tanya Mas Djohan.

"Itu kan Abdurrahman Wahid," jawab saya mengenai sosok yang saat itu menjabat Katib Syuriah PBNU.

"Bagus sekali kalau Anda undang 'Mas Durahman' ke Dagen. Nanti saya kenalkan," kata Mas Djohan.

Mas Djohan pun memanggil Mas Durahman (seingat saya di masa itu belum populer panggilan Gus Dur, saya sendiri menyapanya Cak Rahman) dan mengenalkan saya, "Ini Lukman Hakiem dari HMI Yogya, mau undang Sampeyan diskusi."

Cak Rahman menyambut baik tawaran itu, dan bersepakat diskusi dilaksanakan di Dagen 16 keesokan harinya pukul 10.00 WIB.

Maka, malam itu saya dan teman-teman yang tersisa di Dagen bekerja keras menyiapkan surat undangan dan menyebarkannya. Malam itu, saya dan teman-teman berkeliling Yogya mengantarkan undangan ke teman-teman Kelompok Cipayung dan Generasi Muda Islam (Gemuis), selain tentu ke para pengurus HMI.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement