Sabtu 24 Dec 2016 22:08 WIB

Busana Muslim Ikon Kebangkitan Ekonomi Umat

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Agung Sasongko
Anniesa Hasibuan membawakn koleksi busana Muslim dengan potongan modern serta teknik batik dan ikat printing untuk dipamerkan di New York Fashion Week.
Foto: dok Aldi Photo
Anniesa Hasibuan membawakn koleksi busana Muslim dengan potongan modern serta teknik batik dan ikat printing untuk dipamerkan di New York Fashion Week.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fashion Muslim menjadi salah satu ikon kebangkitan perekonomian umat Islam. Lewat inovasi, industri busana Muslim Tanah Air pun melesat. Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar memiliki potensi pasar yang menarik dan menguntungkan.

Sejak awal 2000, tren hijabers, busana Muslim, hingga produk makanan halal kian melonjak.Elhijab, salah satu merek terkemuka, berusaha untuk menjawab tantangan dari merek-merek ternama industri fashion konvensional. Pada awalnya, bisnis Elhijab berfokus pada busana Muslimah dan hijab lewat merek awal Elzatta Hijab di bawah naungan PT Bersama Zatta Mulya, yang resmi berdiri pada 2012 silam.

Berbagai produk fashion hijab dari bergo hingga gamis tersedia di Elzatta Hijab. Namun, seiring dengan perkembangan bisnisnya, hadir pula busana-busana Muslim untuk pria. Sampai akhirnya Elhijab Indonesia juga menjadi fashion e-commerce di bawah PT. Bersama Zatta Mulya.

Founder Elzatta Hijab sekaligus CEO Elhijab, Elidawati, mengungkapkan, profil bisnis yang dikembangkan oleh Elhijab adalah berfokus kepada penyediaan busana Muslim yang siap pakai. ''Kemudian untuk konsumen kelas menengah, produk berkualitas dengan harga terjangkau. Serta dikembangkan dengan sinergi kemitraan yang ikut membuka toko-toko jaringan di seluruh Indonesia,'' kata Elidawati kepada Republika.

Lewat merek yang eksklusif, Elhijab Indonesia yang berdiri sejak 2015 juga menawarkan produk-produk fashionIslami dengan menyatukan konsep Islami dengan tren fashion masa kini. Namun, pengembangan bisnis ini tidak datang begitu saja. Berangkat dari hanya memiliki 17 karyawan, kini Elzatta Hijab telah memiliki setidaknya 500 orang karyawan.

Saat ini, Elzatta Hijab telah memiliki 60 toko, 40 toko mitra, dan 23 toko resmi. Dalam mengembangkan bisnisnya, Elidawati mengungkapkan, Elzatta juga membangun konsep sinergi dari hulu hingga ke hilir.Di hulu, Elzatta Hijab membina hubungan dengan usaha kecil dan menengah (UKM) serta para vendor.

Di hilir, Elzatta Hijab juga berhubungan dengan orang-orang yang ingin membuka usaha tetapi tidak memiliki barang. Untuk saat ini, Elidawati mengakui, salah satu kendala yang dihadapi Elzatta Hijab adalah dalam pemenuhan kebutuhan di pasar. ''Terutama kesiapan supplier dan vendor untuk bisa memproduksi dengan skala industri,'' tutur dia.

Terkait dengan perkembangan mode busana Muslim di Indonesia, Elidawati justru berharap munculnya merek-merek hijab baru. Hal ini sejalan dengan adanya rencana menjadikan Indonesia sebagai pusat mode busana Muslim dunia pada 2020 mendatang. Artinya, peluang untuk berbisnis di sektor busana muslim masih cukup luas.

''Pencanangan Menuju 2020 Indonesia sebagai pusat fashion Muslim dunia justru memerlukan semakin banyak brand hijab agar kita siap menjadi tuan rumah,'' ujar Elidawati.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement