Rabu 21 Dec 2016 06:53 WIB

Kisah 'Girah' di Kalangan Aktivis HMI dan Parmusi

Parmusi dan Aliansi Pergerakan Islam berorasi jelang sidang kasus penistaan agama dengan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di eks PN Jakarta Pusat, Jakarta, Selasa (20/12).
Foto: Republika/Eko Supriyadi
Parmusi dan Aliansi Pergerakan Islam berorasi jelang sidang kasus penistaan agama dengan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di eks PN Jakarta Pusat, Jakarta, Selasa (20/12).

Kisah 'Girah' di Kalangan Aktivis HMI dan Parmusi

Oleh: Lukman Hakiem, Mantan Staf Perdana Menteri M Natsir/Mantan Anggota DPR

==========

Kami memanggilnya, Umi Cia. Saat itu menjelang Kongres Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di Medan, Mei 1983, selaku Ketua Umum HMI Cabang Yogyakarta saya harus mencari dana untuk transport tujuh anggota delegasi. Sesudah tujuh  anggota delegasi berangkat dengan kapal laut dari Tanjung Priok, saya masih tinggal di Jakarta untuk mencari dana transport pulang dan sekadar uang saku.

Dari sejumlah alumni dan dermawan, saya sudah dapat dana, tapi masih kurang.

Suatu hari, Ketua Umum  HMI Cabang Jakarta, Zulvan ZB Lindan (Mantan Anggota DPR RI PDIP Perjuangan), dan Bendahara Pengurus Besar HMI, Hardi Kusnan, mengajak saya ke rumah "alumni HMI yang dermawan," Umi Cia yang menyambut kedatangan kami dengan ramah, malah dijamu makan malam.

Sambil makan, Zulvan memperkenalkan dan menyampaikan maksud kedatangan saya. Kami pun kemudian asyik ngobrol dan berbincang dengan akrab.

Namun, tiba-tiba Umi Cia berdiri. Dia kemudian masuk ke kamarnya, dan sesaat keluar dan kembali ke meja makan. Saya lihat tangannya membawa BPKB, STNK, dan kunci mobil. Yang lebih mengejutkan lagi dia berkata tegas kepada saya. Isinya antara perintah dan pernyataanL

"Lukman harus berangkat. Jangan terhalang oleh dana. Jual atau gadaikan mobil Umi ini, terserah dapat berapapun, gunakan untuk kepentingan HMI Cabang Yogyaa," tukasnya. Saya terhenyak. Zulfan pun ikut terkejut melihat tindakan Umi Cia. Kami pun menolak tawaran ikhlas Umi Cia.

Dan peristiwa tiga dasawarsa berlalu, peristiwa menjelang Kongres HMI Medan, tetap melekat di ingatan saya.

Maka, ketika dalam diskusi di Rapat Kerja Nasional (Rakornas) PP Parmusi, dua hari yang lalu, saya menyaksikan dalam usia 83 tahun Umi Cia hadir dan menyampaikan pendapatnya dengan semangat tinggi, saya sungguh-sungguh takjub. Umi Cia sungguh perempuan perkasa yang tidak pernah kehilangan ruh perjuangan.

Selesai acara, saya bergegas menemui Umi Cia dan mengajaknya berfoto.

Terima kasih Umi Cia. Engkau telah memberi pelajaran sangag berharga untuk saya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement