Selasa 20 Dec 2016 03:37 WIB

Pesantren Al-Hikam Ajak Dalami Alquran Sebagai Solusi Masalah Spiritual

Rep: rusdy nurdiansyah/ Red: Damanhuri Zuhri
Alquran
Alquran

REPUBLIKA.CO.ID,

DEPOK -- Saat ini masyarakat sedang semangat dalam keagamaan, hanya saja gersang secara spiritual. Tidak heran, untuk memenuhi kebutuhan spiritual menempuh jalan yang salah. Menanggapi hal tersebut, Kepala Pesantren Mahasiswa Al-Hikam Ustaz M. Yusron As Shidqi menilai moment peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW sebagai ajang meneladani Rasulullah dengan cara mendalami dan mengkaji Alquran.

"Rasulullah SAW adalah sosok manusia luar biasa yang memiliki kecerdasan emosional, spiritual dan sosial yang dijadikan teladan bagi manusia," ungkap Ustaz Yusron di Pesantren Al Hikam, Depok, Senin (19/11).

Menurut Yusron, dengan menggali dan mendalami isi Alquran, akan mendapatkan petunjuk dan solusi dari segala permasalahan. "Bukan rahasia lagi, bagaimana masyarakat kita saat ini seakan bingung dan berdampak pada prilakunya. Padahal, telah jelas bagaimana keutamaan di dalam Alquran bila dibaca secara istiqomah (terus menerus)  akan menjadi filter dari kejahatan dan kebaikan," tuturnya menjelaskan.

Ustaz Yusron mengungkapkan, kegoncangan spiritual dan hati bisa berdampak pada prilaku yang tidak baik. Untuk itu, lanjutnya, dengan menjalankan perintah Rasulullah SAW untuk berpegang teguh pada Alquran dengan cara memperdalam dan mengamalkannya.

"Saat ini, masyarakat kita ini lebih senang membaca broad cash (pesan) di Whats Up daripada membaca mushaf Alquran. Parahnya, dari pesan tersebut mereka meyakininya. Ini yang perlu kita luruskan. Alquran sebagai solusi permasalahan umat," terang pimpinan pesantren bagi penghafal Alquran ini.

Lebih lanjut Ustaz Yusron mengungkapkan, shalawat Nabi Muhammad juga sebagai solusi dan pembawa kedamaian. Pasalnya, keistimewaan bagi yang membacanya akan mendapatkan kedamaian dan ketenangan. Bahkan, fenomena pembacaan shalawat Nabi SAW dalam berbagai momen sudah menjadi lumrah dan bukan pada acara keagamaan saja.

"Dengan membaca shalawat dan meneladaninya akan membawa kebahagiaan. Perlu diingat, sifat Nabi Muhammad SAW shidiq, fathonah, amanah dan tabligh. Seperti sifat sidiq atau benar juga harus diterapkan dalam berkata jujur. Termasuk tidak menyampaikan pesan hoax yang belum tentu kebenarannya," paparnya.

Wakil Wali Kota Depok Pradi Supriyatna menilai peringatan Maulid Nabi SAW juga sebagai ajang kebersamaan. "Dengan keberagaman dan kebhinekaan ini merupakan sebuah kekuatan yang harus dijaga. Nabi Muhammad SAW juga mengajarkan hal serupa saat di Madinah dan dijadikan teladan," ujar Pradi menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement