Ahad 18 Dec 2016 20:30 WIB

Misi Ubadah Taklukan Ego Penguasa Mesir

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Agung Sasongko
Mesir
Foto: freeworldmaps.net
Mesir

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ubadah tinggal di Homs selama berada di Suriah. Dalam catatan Dr Abdul Hamid as-Suhaibani, Ubadah merupakan sosok pertama yang menjabat kehakiman di Palestina.

Dengan demikian, ketokohan Ubadah sekaligus di bidang keilmuan dan militer. Dalam perjalanannya, pasukan tambahan Muslim itu diawasi mata-mata penguasa Mesir, al-Muqauqis.

(Baca Juga: Sosok Uqabah Setara Kekuatan Seribu Muslim)

Dalam kesaksiannya, mata-mata Mesir melaporkan kepada tuannya itu, Kami telah melihat sekelompok kaum yang lebih mencintai kematian daripada kehidupan, serta rendah diri lebih disukai daripada keangkuhan. Al-Muqauqis menjadi bergetar hatinya.

Dia lantas mengirimkan seorang utusan kepada kaum Muslim dengan membawa pesan perjanjian damai. Amr bin Ash lantas mengutus beberapa pasukannya yang dipimpin Ubadah bin ash-Shamit.

Awalnya, Al-Muqauqis mengira kaum Muslim merupakan golongan yang rendahan sehingga merasa Mesir leluasa menakut-nakuti. Atas pandangan ini, Ubadah bin ash-Shamit menjawab," Ketahuilah, bahwa kami berada dalam kondisi yang sangat lapang. Jika seandainya seluruh kemewahan dunia kami miliki, kami tidak menginginkan darinya sesuatu yang lebih dari apa yang telah kami miliki. Perhatikanlah keputusan yang ingin kamu pilih dan sampaikanlah kepada kami. Tidak ada satu pun perkara yang akan kami terima darimu, tetapi satu di antara tiga perkara."

Adapun tiga perkara itu adalah masuk Islam, membayar upeti, atau perang. Hal ini dimaksudkan sebagai perang mental untuk merontokkan ego penguasa Mesir.

Ubadah kembali kepada Amr bin Ash dan melaporkan, penaklukan Mesir oleh pasukan Muslim akan terjadi tidak lama lagi. Khalifah Umar mengirimkan surat kepada Amr yang intinya agar pasukan Muslim melakukan serangan ketika Jumat saat matahari tergelincir. Perang ini dikenal sebagai Perang ash-Shafiyah.

Karena sesungguhnya itulah saat diturunkannya rahmat dan waktu dikabulkannya doa. Dan hendaknya pasukan kaum Muslimin bersungguh-sungguh karena Allah dan terus memohon kemenangan atas musuh-musuh mereka, demikian kutipan surat Khalifah Umar.

Amr bin Ash membacakan surat tersebut di hadapan pasukan Muslim dan empat orang pemimpin mereka, termasuk Ubadah. Amr lantas meminta mereka semua untuk bersama dirinya melakukan shalat dua rakaat. Akhirnya, Mesir berhasil dibebaskan dari jajahan Romawi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement