Ahad 18 Dec 2016 18:30 WIB

Strategi Lazismu Mandirikan Mustahik

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Agung Sasongko
Lazismu
Foto: muhammadiyah.or.id
Lazismu

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan Sadaqah Muhammadiyah (Lazismu) memang telah mengalihkan pendayagunaan dana zakat untuk program-program yang produktif. Salah satunya lewat program pemberdayaan ekonomi. Selama ini, pendayagunaan zakat memang dinilai masih bersifat konsumtif, ketimbang produktif.

Direktur Utama Lazismu, Andar Nubowo mengungkapkan, dengan potensi zakat yang begitu besar, maka memang seharusnya dialokasikan untuk gerakan yang lebih besar, termasuk soal gerakan ekonomi dan pemberdayaan ekonomi kreatif dan produktif. ''Saya kira ini sangat luar biasa, karena dana umat ini begitu besar. Kekuatan dan potensinya juga sangat besar. Potensi inilah yang harus dialihkan ke gerakan yang besar, ya gerakan ekonomi itu,'' ujarnya saat dihubungi Republika.

Dari dana Ziswaf yang dihimpun dalam setahun, Lazismu menggunakan dana zakat untuk kepentingan konsumsi pada dua bulan saja, yaitu pada saat Ramadhan dan Idul Adha. Sepuluh bulan lainnnya, untuk kegiatan produktif. ''Jadi, kalau dipersentasi 20 persen itu untuk konsumtif, dan 80 persen untuk produktif,'' ujar Andar.

Dari 80 persen itu, sekitar 45 sampai 50 persen dana tersebut akan diinvestasikan atau dialihkan untuk gerakan ekonomi yang bersifat produktif, seperti pembangunan sentra-sentra peternakan dan pertanian. Selain itu ada pula investasi dan bisnis dengan sejumlah mitra.

Andar pun memberi contoh, salah satu program yang tengah dijalankan oleh Lazismu adalah investasi dan kerja sama dengan Eragano, sebuah komunitas atau start up anak muda yang bergerak di bidang agro ekonomi.

''Jadi, kami kerja sama dengan mereka, berupa investasi modal yang dikelola oleh Eragano dan bekerja sama dengan komunitas petani untuk menanam sejumlah varietas produk. Itu sifatnya dari hulu ke hilir, mulai modal bibit hingga pemasaran produk pertanian tersebut,'' ujarnya.

Selain itu, Lazismu  membangun sentra-sentra peternakan. Rencananya, akan ada seratus sentra peternakan dari Aceh sampai Papua. Paling tidak, akan ada minimal tiga sentra peternakan di satu provinsi. Hal ini juga akan mendukung Lazismu menjadi aktor ekonomi kurban. Berkaca dari kurban tahun ini, Lazismu mendapatkan kepercayaan yang begitu besar dari umat untuk mengelola dan menyalurkan hewan kurban, yang nilai valuasinya mencapai 320 miliar atau menerima sekitar 50 ribu hewan kurban.

"Untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat menengah ke bawah. Intinya adalah bagaimana mengubah mustahik menjadi muzaki. Kami juga mendayagunakan dana ZIS yang kami himpun secara produktif, tidak hanya bersifat konsumtif,'' kata Andar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement