Ahad 18 Dec 2016 15:14 WIB

Muslim AS Beri Organisasi Yahudi Penghargaan

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Damanhuri Zuhri
juru bicara CAIR, Ibrahim Hooper
juru bicara CAIR, Ibrahim Hooper

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Dewan Hubungan Islam Amerika (CAIR) tengah menyiapkan penghargaan kelompok advokasi Yahudi, Jewish Voice for Peace (JVP), atas upaya menjalin kerja sama para pemuka Yahudi dan Islam untuk melawan aksi kriminal terhadap kedua agama. Di Amerika Serikat (AS) sendiri, kebencian terhadap kedua agama terindikasi meningkat.

CAIR akan memberikan penghargaan Defender of Liberty kepada komunitas Yahudi pertemuan tahunan CAIR pekan depan. Penghargaan ini merupakan respons langsung CAIR setelah Donald Trump terpilih menjadi Presiden AS ke 45 yang akan menggantikan Barack Obama pada awal 2017 mendatang.

Seperti diketahui, pidato-pidato Trump secara terbuka menyasar komunitas Muslim dan membangkitkan kebencian warga AS terhadap para pemeluk Islam, Sikh, atau penganut kepercayaan lain yang diidentifikasi sebagai Muslim.

Solidaritas lintas agama di AS, kata Direktur Komunikasi CAIR Ibrahim Hooper, kini jadi lebih penting. ''Dalam atmosfer di mana banyak yang salah meyakini koflik antara komunitas Muslim dan Yahudi, itu memberi sinyal bahwa persoalannya bukan itu. Banyak kesamaan yang dimiliki Muslim dan Yahudi di AS dalam menghadapi isu keadilan sosial dan kebebasan sipil,'' tutur Hooper seperti dikutip The Huffington Post, Jumat (16/12).

CAIR juga akan memberikan penghargaan Defender of Liberty kepada Center for Constitutional Rights. Melindungi hak-hak konstitusional Muslim, lanjut Hooper, adalah tujuan utama CAIR.

Komunitas Muslim AS merasakan tekanan dan kekhawatiran menghadapi hari-hari ke depan. Maka penting untuk membangun koalisi dengan rekan-rekan potensial. Ada yang bisa dipelajari dari organisasi lain dan bekerja sama untuk mencegah erosi hak-hak sipil di AS.

Anggota JVP Donna Nevel mengatakan, baik Muslim maupun Yahudi bersama kelompok pemeluk keyakinan lainnya, jadi target pesan kebencian yang sebarkan Trump semasa kampanye. Karena itu koordinasi dan kerja sama organisasi advokasi jadi penting.

Kelompok Yahudi AS menyuarakan kekhawatiran mereka setelah Trump mendapat dukungan mantan pemimpin Klan Ku Klux, David Duke dan menawarkan posisi bagi seorang nasionalis putih Steve Bannon dari Breitbart News. Sementara itu, sekolah, sinagog, dan rumah-rumah diserang aksi vandalisme berupa grafiti swastika saat Trump memenangkan pemilu AS pada 8 November lalu.

JVP juga melakukan perlawanan atas pernyataan-pernyataan kebencian di AS dan memprotes aktivitas Israel di Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem Timur. Awal tahun ini, JVP membuat insiatif 'Network Against Islamophobia' untuk menjalin kerja sama organisasi lintas agama.

''Berkerja sama dengan komitmen bersama menciptakan keadilan adalah hal yang terpenting saat ini. Tapi ini bukan hanya satu kegiatan atau satu langkah, tapi untuk jangka panjang. CAIR dan JVP harus mencontohkan itu,'' ungkap Nevel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement