REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rasulullah SAW adalah manusia paripurna yang diutus dengan kesempurnaan akhlak. Ia menjadi telandan segenap manusia sepanjang masa. Allah SWT dalam Alquran surah Al-Qalam [68] ayat 4 berfirman, ''Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.''
Muhammad SAW adalah sosok yang berakhlak mulia. Sejak usia belia, penduduk Kota Makkah telah menggelarinya al-Amin (orang yang tepercaya). Bahkan, beliau diutus Sang Khalik sebagai nabi dan rasul terakhir untuk menyempurnakan akhlak manusia.
Rasulullah SAW bukan hanya seorang nabi dan rasul yang telah membangkitkan salah satu peradaban yang besar, beliau juga seorang hakim teradil, negarawan terkemuka, pemimpin terbesar, saudagar terjujur, perintis pejuang kemanusian, pemimpin militer yang agung, pribadi berakhlak mulia, serta seorang ayah teladan.
Menurut Ensiklopedi Islam, pada usianya yang masih muda, 20 tahun, Muhammad SAW telah mendirikan Hilful Fudul, sebuah lembaga yang bertujuan untuk membantu orang-orang miskin dan mereka yang teraniaya. Lewat lembaga itu, Muhammad SAW melindungi setiap orang yang membutuhkan, baik pribumi maupun pendatang.
Dengan keindahan lahir, kesempurnaan fisik, dan keagungan akhlaknya, musuh-musuhnya tak menemukan sesuatu yang bisa dicela. Muhammad SAW adalah teladan bagi setiap manusia di muka bumi. Tak heran jika Michael H Hart, menetapkan Muhammad SAW sebagai tokoh paling berpengaruh sepanjang sejarah manusia.
Muhammad adalah satu-satunya orang yang berhasil meraih keberhasilan luar biasa baik dalam hal agama maupun hal duniawi. Dia memimpin bangsa yang awalnya terbelakang dan terpecah belah menjadi bangsa maju yang bahkan sanggup mengalahkan pasukan Romawi di medan pertempuran, ujar Hart.
Menurut John L Esposito dalam Ensiklopedi Oxford Dunia Islam Modern, kaum Muslim menempatkan Nabi Muhammad SAW di seputar citra religius kunci. ''Bagi para ilmuwan hukum Islam, sang Nabi adalah hakim sekaligus legislator yang mendefinisikan batasan dan kebolehan pelaksanaan ritual, papar Guru Besar untuk bidang Agama dan Hubungan Internasional, serta Guru Besar untuk bidang Studi Islam pada Universitas Georgetown, AS itu.
Bagi mistiskus, tutur Esposito, Muhammad SAW adalah pencari ideal perjalanan menuju kesempurnaan spiritual. Bagi filosof dan negarawan, Nabi SAW adalah model, peran penakluk yang tegas dan penguasa yang adil, sedangkan bagi semua umat Islam, Rasulullah SAW adalah suri teladan, sumber yang melaluinya rahmat dan penyelamatan Allah SWT mengalir.