Jumat 16 Dec 2016 18:41 WIB

Zona Madina Bangun Jiwa Umat dan Raganya

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Damanhuri Zuhri
Rumah Sehat Terpadu (RST) Dompet Dhuafa di Jalan Raya Parung, Bogor, Jawa Barat.
Foto: Antara/Jafkhairi/ca
Rumah Sehat Terpadu (RST) Dompet Dhuafa di Jalan Raya Parung, Bogor, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Delapan tahun lalu, lahan di sekitar Jalan Raya Parung KM 42 Desa Jampang, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor masih relatif lengang. Bangunan cukup dikenal yang pelintas umumnya hanya bangunan Sekolah SMART Ekselensia Indonesia (SEI). Tak ada pula nama khusus nama kawasan itu. Di seberang Sekolah SEI pun hanya lahan terbuka.

Hari ini, silakan Googling Jalan Raya Parung KM 42 Desa Jampang, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor. Yang kita dapati dari hasil pencarian tak hanya peta lokasi Zona Madina, tapi apa yang dimiliki klaster itu untuk masyarakat, utamanya masyarakat dhuafa.

Direktur Zona Madina Herman Budianto mengatakan, meski bisa dikatakan klaster di Desa Jampang, Kecamatan Kemang, program Zona Madina menyasar tiga kecamatan yakni Kecamatan, Parung, Ciseeng, dan Tajur Halang. Zona Madina yang sengaja dibangun Dompet Dhuafa dari zakat, infak, sedekah, dan wakaf dan merupakan zona pemberdayaan umat terpadu.

Di atas lahan seluas enam hektare, sudah berdiri lebih dulu Sekolah SEI pada 2003 yang kini masuk kelompok Bumi Pengembangan Insani bersama Sekolah Guru Indonesia, Makmal Pendidikan, Pusat Sumber Belajar, dan sarana olah raga. Menyusul kemudian Rumah Sehat Terpadu yang didirikan pada 2009 dan mulai beroperasi pada 2012, Kampung Wisata Jampang, Kampung Ternak Nusantara, Kampung Silat Jampang, dan Jampang English Village.

Sambil berkeliling Rumah Sehat Dompet Dhuafa di Zona Madina bersama pekerja media yang berkunjung ke sana Jumat (16/12), Kepala Humas Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa (RST DD) M.F Rif'an menjelaskan, RST memberi layanan poliklinik termasuk spesialis, layanan bedah, hemodialisis, unit bersalin yang dilengkapi PICU dan NICU, serta rawat anak. Kualitas dan kuantitas fasilitas terus ditingkatkan.

Misalnya layanan hemodialisis sekarang 10 unit alat. Sedang disiapkan tambahan ruangan sehingga nanti totalnya bisa mencapai 24 unit hemodialisa. Sistem keperawatan pasien juga terkomputerisasi sehingga semua terhubung dan terekam.

Karena RST diperuntukkan bagi dhuafa yang menjadi anggota, layanan dibuat senyaman mungkin agar momok rumah sakit, terlebih soal angka biaya, bisa hilang. Meskipun, RST memang tidak mengenakan biaya apa-apa bagi masyarakat dhuafa yang datang dan menjadi anggota.

Selain upaya kuratif, RST juga melakuan upaya preventif dengan edukasi kesehatan anggotanya dan edukasi hak kesehatan warga negara melalui advokasi BPJS Kesehatan.

''Anggota yang ke sini mendapat dana ziswaf yang digunakan tapi mereka tidak harus bayar apa-apa. Itu bagian edukasi juga, untuk bersyukur dan mendoakan para donatur yang membantu,'' kata Rif'an.

Untuk membantu pemulihan, anggota yang dirawat di RST diperhatikan asupan gizinya. Makanan yang disajikan ditampilkan semikian rupa agar menggugah selera dan bisa dihabiskan. Untuk makanan pembesuk dan penunggu, RST memfasilitasi di koperasi dan kantin Zona Madina.

Ditemui dan memandu kunjungan para jurnalis ke Sekolah SEI, Marcomm DD Pendidikan Asyuhandar Arif menjelaskan, Sekolah SEI adalah sekolah akselerasi, kepemimpinan, dan asrama bagi siswa SMP dan SMA, khusus laki-laki. Seleksi yang diberlakukan pun terbilang ketat karena satu kelas hanya sekitar untuk 20 orang.

Tak heran prestasi siswa Sekolah SEI tak hanya skala lokal tapi juga nasional. Sistem yang diberlakukan di Sekolah SEI adalah //moving// class// dengan pelajaran seperti sekolah umum. Bagi anak SMA, salah satu syarat kelulusan adalah menuliskan tugas akhir.

Karena anak-anak Sekolah SEI berasal dari berbagai daerah, siswa hanya pulang setahun sekali, tapi bukan saat Idul Fitri. ''Saat Idul Fitri anak-anak tinggal dengan para donatur. Tahun ini mereka pulang tanggal 26 Desember dan libur selama tiga pekan,'' kata Arif.

Pulang Kampung Menginspirasi, begitu anak-anak itu kembali untuk bertemu keluarga dan guru-guru di sekolahnya. Setelah berada di Sekolah SEI, anak-anak punya tanggungjawab membagi inspirasi dan pengalaman belajar di Sekolah SEI kepada adik kelas di sekolah mereka sebelumnya.

Agar tak datang dengan tangan kosong, Sekolah SEI menyiapkan bingkisan yang berisi buku yang akan dibawa anak-anak ke sekolah masing-masing. 1.400 eksemplar buku yang dibagikan ke 70 titik dalam Pulang Kampung Menginspirasi tahun ini. Semua biaya pulang pergi anak-anak pun ditangani penuh Sekolah SEI.

Di lingkungan Sekolah SEI, disedikan satu perpustakaan, Pusat Sumber Belajar (PSB), yang dilengkapi ruang audiovisual. Tak cuma itu, tiap Jumat sore, ada sesi berbagi ilmu dari tetamu yang diundang baik dari lingkungan internal Dompet Dhuafa maupun para tokoh.

Per 15 Desember 2016, sudah 2.966 penerima manfaat program pendidikan Sekolah SEI yang digelar Dompet Dhuafa sejak 2004. Sementara penerima manfaat RST mencapai 268.136 orang untuk periode 2012-2016.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement