Rabu 14 Dec 2016 20:15 WIB

Hidayat Nur Wahid Apresiasi Dzikir Nasional Usung Tema Ikhlas

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Agung Sasongko
Hidayat Nur Wahid
Foto: ist
Hidayat Nur Wahid

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mengapresiasi tema Indonesia Ikhlas yang diusung dalam Zikir Nasional Republika pada 2016 ini. Tema ini jadi momen menggemakan syiar Islam untuk hari besar Islam yang lebih laik diperingati.

Hidayat menilai pilihan tema Indonesia Ikhlas pada Zikir Nasional Republika 2016 ini adalah tema yang bagus. Politisi PKS itu menjelaskan, di zaman Rasulullah, istilah munafik itu baru ada di fase Madaniyah. Pada fase Makiyyah tidak ada istilah itu karena semua orang ikhlas. Hadits innamal a'amalu bin niyat merupakan hadits hijrah. Mereka yang tidak hijrah adalah orang munafik. Munafik adalah penyakit kemanusiaan.

Hidayat juga menyarankan agar Republika tak hanya menggelar zikir saat pergantian tahun masehi, tapi juga menghidupkan hari-hari besar Islam. Hal itu jadi bagian penguatan tonggak sejarah pada umat. Jangan sampai umat kehilangan hikmah dari banyak peristiwa. Bentuknya juga bisa variatif semisal lomba menulis.

Tiap tahun di At Tin, Zikir Nasional jadi alternatif yang bagus. Kalau acara yang tidak bagus punya tandingan, setidaknya orang jadi tahu tempat dan memposisikan diri.

''Kalau perlu sekalian diumumkan akan ada perayaan tahun baru hijriyah oleh Republika sehingga jamaah sadar dan bisa hadir,'' ungkap Hidayat saat Tim Redaksi Republika bersilaturahim ke Kantor DPP PKS, Rabu (14/12).

Hidayat juga mengatakan, tahun baru hijriyah lebih bagus untuk diperingati. Penting betul menyegarkan umat akan momentum hijrah.

Hidayat bersyukur Republika terus melanjutkan tradisi baik melalui kegiatan Zikir Nasional. Memang benar lebih baik membuat kegiatan bermanfaat dibanding hura-hura. Namun akan lebih bagus lagi bila syiar Islam juga digencarkan.

Bila pihak lain ingin mematikan syiar Islam, Republika harusnya ada di sana mengingat tujuan Republika untuk menghadirkan syiar Islam. Sebab, begitu terasa betul perbedaan perayaan tahun baru Hijriyah dengan tahun baru lain.

''Ini bagian jihad Republika untuk menyebarkan syiar itu. Apalagi ada momen Aksi Bela Islam,'' kata Hidayat.

Momen Aksi Bela Islam III juga jadi momen ikhlas luar biasa yang menghadirkan getaran jiwa. ''Ada mereka yang jalan kaki, saling menawarkan makanan, luar biasa. Ini yang harus dijaga, dirawat, dan tidak disalahpahami,'' kata Hidayat.

Kalau Indonesia Ikhlas, lanjut Hidayat, harusnya diikhlaskan pula bila Ahok ditangkap karena kenistaan agama. Ikhlas itu acuannya hukum. Aksi Bela Islam III itu temanya bela Alquran, tapi harus dibahasakan lebih luas. Karena itu, dalam orasi Aksi Bela Islam III, Hidayat sempat mendoakan agar hakim dan para jaksa membela Alquran. Karena Alquran yang akan memberi syafaat kelak.

Republika akan kembali menggelar Zikir Nasional di Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta serentak di malam pergantian tahun pada 31 Desember 2016. Di Jakarta, Zikir Nasional akan dihelat di Masjid At Tin, Bandung di Masjid Pusdai, dan Yogyakarta di Masjid Syuhada.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement