Rabu 14 Dec 2016 17:02 WIB

Risa Bangga Jadi Bagian dari Muslim Jepang

Risa Mizuni, Mualaf asal Jepang saat mengunjungi Masjid Tokyo Camii
Foto: antara
Masjid Camii Tokyo, Jepang

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  -- Sejak kecil, dirinya memang tertarik untuk memahami lingkungan dan budaya asing. Kesempatan itu datang ketika Risa menempuh semester akhir untuk mendapatkan gelar sarjana ilmu sosial dan lingkungan.

Pada 2010, ia menjadi peserta program Temu Pemuda Jepang untuk Keberlanjutan Pembangunan (Youth Encounter on Sustainability Japan, YES). Selain Risa, ada 37 orang mahasiswa lain dari 18 negara. Mereka, antara lain berasal dari negara-negara berpenduduk Muslim, seperti Afghanistan, Azerbaijan, India, Maroko, Tunisia, dan Mesir.

Kebetulan, kawan sekamar Risa merupakan mahasiswi asal Mesir, Aisa (bukan nama sebenarnya). Untuk pertama kalinya, Risa berinteraksi secara langsung dengan seorang Muslim. Baginya, hal ini adalah pengalaman yang sulit dilupakan. Ia mulai suka memerhatikan cara orang Islam beribadah. Misalnya, shalat atau membaca Alquran. Dari Aisa, Risa mengetahui Islam mengatur umatnya soal makanan. Muslim hanya mengonsumsi makanan halal.

Kesempatan berikutnya pun tiba. Saat menempuh program pascasarjana, pada 2011, Risa terpilih menjadi delegasi Jepang untuk program pertukaran pelajar, Ship for Souteast Asian Youth Programme (SSEAYP). Ia termasuk angkatan ke-38 yang dikirim ke negara-negara ASEAN, khususnya Malaysia. Melalui SSEAYP, pemerintah Jepang ingin mempromosikan pendidikan dan kebudayaan nasional kepada dunia.

Kesempatan itu benar-benar mengubah hidupku. Saya bersahabat dengan banyak kawan-kawan dari ASEAN, termasuk yang beragama Islam. Pada waktu itulah saya bertemu pertama kalinya dengan calon suamiku. Saat itu, dia merupakan delegasi asal Malaysia, kata Risa. Di Malaysia, lulusan Sophia University itu tinggal di rumah keluarga Muslim di Kuala Lumpur. Risa begitu terkesan dengan sikap mereka yang ramah. Tidak memerlukan waktu lama, Risa merasa menjadi bagian dari keluarga itu.

Sehari-hari, Risa sering menyaksikan seluruh anggota keluarga mempraktikkan ibadah Islam secara rutin. Tiga hari bersama keluarga tersebut, Risa sudah jatuh cinta terhadap Islam. Ajaran Islam yang didasari kasih sayang, kepatutan, dan toleransi. Itulah yang aku lihat dari semua anggota keluarga Muslim itu, ujar Risa. Masih di Malaysia, Risa bertemu dengan pria yang kini menjadi suaminya, Ahmad (bukan nama sebenarnya). Melalui Ahmad, Risa menerima berbagai pengajaran Islam. Ahmad saat itu merupakan seorang mahasiswa pascasarjana yang menjadi delegasi Malaysia untuk program pertukaran budaya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement