Sabtu 10 Dec 2016 15:00 WIB

Belajar dari Lukman al-Hakim

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Agung Sasongko
Alquran
Foto: VOA
Alquran

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di antara 114 surah dalam Alquran, ada beberapa yang menggunakan nama nabi atau rasul. Contohnya, Surah Muhammad, Surah Yusuf, ataupun Surah Yunus. Namun, ada satu surah yang menggunakan nama orang, yaitu surat ke-31, Lukman.

Meski sejumlah ulama masih memiliki perbedaan pandangan soal siapa dan dari mana Lukmanul Hakim, para ulama percaya, Lukman adalah orang yang diberi keistimewaan oleh Allah SWT berupa hikmah. Baik dalam aspek kedalaman ilmu maupun nilai-nilai kebaikan dan keimanan. Hal ini seperti tercantum dalam Surah Lukman, ayat 12, ''Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Lukman.''

Selain itu, Lukman juga dikenal sebagai sosok seorang ayah yang banyak memberikan nasihat kepada anaknya. Nasihat-nasihat ini seperti yang tertuang dalam penjelasan di Surah Lukman, mulai nasihat untuk tidak menyekutukan Allah SWT hingga nasihat untuk tidak sombong dan memperlunak tuturan.

Kendati begitu, dalam khazanah keilmuan agama Islam, nama Lukman juga dikenal memberikan berbagai nasihat bijak kepada anaknya dalam mengarungi hidup. Salah satunya yang paling terkenal adalah nasihat Lukman kepada anaknya yang berbunyi, ''Wahai anakku, sesungguhnya dunia ini adalah lautan yang dalam, banyak orang yang tenggelam di sana. Maka, buatlah perahumu berupa takwa kepada Allah, isinya iman kepada Allah, dan dayungnya adalah tawakal kepada Allah. Semoga kamu selamat.''

Nasihat inilah yang menjadi salah satu isi dalam kajian yang digelar di Majelis Talim Fatimatuzzahro, Jalan Kaum II Karadenan, RT 02, RW 05 Karadenan, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, akhir pekan lalu. Pemateri dalam kajian kali ini adalah Ustaz TB A Zekku Syam. Menurut Ustaz Zekky, berdasarkan nasihat Lukman tersebut, dunia ini diibaratkan sebagai lautan. Di lautan biasanya diasosiasikan sebagai tempat yang mengerikan.

''Semua yang berkaitan dengan lautan biasanya dikaitkan dengan sesuatu yang mengerikan. Inilah yang menjadi ibarat dalam nasihat Lukman tersebut, dan banyak orang yang tenggelam di dalam lautan tersebut,'' ujar Ustaz Zekky.

Tidak hanya itu, dia menjelaskan, tenggelamnya manusia dalam lautan itu dapat diartikan manusia yang kian larut dalam kemaksiatan. Sehingga, semakin lama manusia tersebut kian tenggelam makin dalam. Selain itu, ada pula makna manusia yang makin tenggelam dalam kesombongannya.

Manusia itu pun terus tenggelam dalam kesombongan hidup di dunia dan seolah tidak peduli dengan adanya kehidupan di akhirat. ''Apa penyebab ini semua? Semua ini terjadi karena manusia-manusia tersebut jauh dari takwa kepada Allah,'' kata Ustaz Zekky.

Dalam kaitannya dengan mendidik anak dan nasihat yang diberikan Lukmanul Hakim kepada anaknya, Ustaz Zekky menjelaskan, anak adalah titipan Allah kepada orang tua. Alhasil, orang tua tidak terlepas dari kewajiban untuk menanamkan keimanan kepada anak-anak dari usia dini. Dalam mendidik anak, dia menjelaskan, tidak bisa hanya dengan sistem memerintah. Namun, harus dengan memberikan contoh dan teladan yang baik kepada anak.

''Dengan keimanan yang sudah terukir di hati sejak usia dini, Insya Allah, anak tersebut akan tahu dan mengerti apa yang boleh dilakukan dan apa yang dilarang oleh Allah sebagai penciptanya,'' ujar Ustaz Zekky.

Tidak hanya itu, Ustaz Zekky menuturkan, seseorang yang sudah beriman dan takwa dalam kehidupannya tidak akan lepas dari ujian. Pada saat mendapatkan ujian itu sebenarnya manusia justru harus mempertebal keimanannya dan bertawakal kepada Allah. Di titik ini, manusia yang berpegang teguh dengan keimanan, terus bertakwa kepada Allah, dan bertawakal serta berserah diri akan selamat di kehidupan dunia dan akhirat.

''Pada saat mendapatkan ujian, manusia harus tetap bertawakal dan berserah diri kepada Allah. Insya Allah dengan berpegang teguh kepada iman, takwa, dan tawakal kepada Allah, maka akan selama dan mendapatkan ridha Allah SWT,'' ujarnya.

Kajian yang digelar di Majelis Talim Fatimatuzzahro memang digelar untuk pertama kalinya. Namun, penanggung jawab kegiatan, Agus Setiawan ini merupakan awalan dan akan digelar secara rutin. ''Rencananya memang kajian-kajian seperti ini akan digelar secara rutin,'' kata Agus. Kajian pada akhir pekan lalu itu sekaligus menjadi kegiatan halal bi halal  dan untuk mempererat silaturahim antara alumni.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement