Ahad 04 Dec 2016 14:15 WIB

Sahlah binti Suhail bin Amr Pilih Islam Ketimbang Keluarga

Rep: A Syalaby Ichsan/ Red: Agung Sasongko
Allah/Ilustrasi
Allah/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keteguhan hati yang ditunjukan seorang anak ternyata berbuah manis. Pilihan untuk percaya dan mengikuti sepenuhnya ajaran yang dibawa Rasulullah SAW, ketimbang keluarga, akhirnya terbayar dengan masuknya orang tua ke dalam Islam.

Inilah yang terjadi dengan kisah hidup Sahlah binti Suhail bin Amr. Sahlah merupakan salah satu perempuan yang masuk dalam kelompok pertama yang memeluk agama Islam, bahkan sebelum Rasulullah SAW berdakwah di rumah Arqam bin Abi Arqam.

Sahlah sebenarnya berasal dari keluarga terpandang di jajaran kaum Quraisy Makkah. Ayahnya, Suhail bin Amr, adalah pemimpin Bani Amir, yang dikenal juga dengan nama Abu Yazid. Suhail memiliki kedudukan yang tinggi di kalangan kaum Quraisy. Kedudukannya disamakan dengan pembesar kaum Quraisy lainnya, seperti Abu Jahal, Uthbah bin Rabiah, dan Abu Sufyan.

Tidak hanya itu, Suhail bin Amr juga dikenal sebagai orator, negosiator, yang memiliki kemampuan diplomasi yang bagus. Sahlah memiliki dua saudara laki-laki, Abdullah dan Abu Jandal. Namun, tidak seperti anak-anaknya, Suhail justru memerangi dan membantah semua risalah dan ajaran yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW, termasuk saat Rasulullah SAW berdakwah di Makkah.

Demi menghindari serangan dan tekanan kaum kafir Quraisy, Abdullah dan Sahlah ikut hijrah ke Habasyah agar demi mendapatkan perlindungan. Dalam hijrah pertama kaum Muslimin tersebut, Sahlah juga ditemani oleh sang suami, Abu Hudzaifah bin Utbah. Di kalangan sahabat, Abu Hudzaifah adalah satu dari sedikit sahabat yang mampu membaca dan menulis. Alhasil, Abu Hudzaifah disebut sebagai salah satu sekretaris Rasulullah SAW.

Kendati telah berhijrah ke Habasyah, kaum Quraisy menebarkan berita bohong soal keislaman orang-orang di Makkah. Akhirnya, Sahlah dan keluarganya kembali ke Makkah. Namun, mereka justru ditangkap dan mendapatkan perlakuan semena-mena dari para petinggi kaum Quraisy. Sahlah dan keluarganya tetap mempertahankan keimanan dan tetap percaya kepada setiap ajaran Rasulullah SAW.

Saat perintah hijrah ke Madinah turun, Sahlah dan keluarganya akhirnya ikut dalam peristiwa hijrah. Mereka termasuk bagian  kelompok Muslimin yang mengalami dua kali hijrah. Ini dilakukan untuk menghindari tekanan dan serangan kaum kafir Quraisy. Namun, keinginan agar sang ayah bisa memeluk Islam tetap digenggam teguh oleh Sahlah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement