REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Rumah Amal Masjid Salman Institut Teknologi Bandung (ITB) memanfaatkan mekanisme Ajungan Tunai Mandiri (ATM) guna menyalurkan bantuan ke muzaki. Mesin ATM ini didesain mengeluarkan beras sebagai bahan makanan pokok.
Para mustahik yang terdaftar menjadi penerima sembako rutin diberikan sebuah kartu untuk mengambil beras. Cukup dengan kartu Radio Frequency Identification (RFID) yang menjadi semacam alat sensor seperti kartu ATM mengeluarkan uang.
Romi menjelaskan kartu tersebut hanya tinggal ditempelkan ke atm. Kemudian, mesin pun membaca data yang terekam dan mengeluarkan beras. Satu kali penarikan dua liter beras akan keluar untuk dibawa pulang.
Ada tiga tipe kartu yang diberikan yakni kelas A, B, dan C. Namun penggolongan ini hanya untuk membedakan waktu pengambilan bagi 49 mustahik yang telah terdaftar menggunakan ATM beras. Para pemegang kartu dapat mengambil beras dua kali seminggu sesuai waktu yang ditetapkan.
"Penerima mendapatkan jatah beras dua kali dalam satu minggu. Kelas A bisa ambil Selasa dan Jumat, kelas B pada Rabu dan Sabtu, serta Kelas C Kamis dan Ahad," jelasnya.
Penggunaan teknologi ini juga dikatakannya tidak serumit ATM biasa. Tidak ada layar yang menampilkan pilihan transaksi. Sehingga dinilai tidak merepotkan kaum dhuafa yang masih kurang paham kemajuan teknologi.
"Cukup tempelkan kartu. Tunggu sekitar lima detik nanti berasnya keluar," ucapnya.
Mesin sederhana ini pun akan memberikan notifikasi jika stok beras di dalamnya akan habis. Beras yang diberikan merupakan sumbangan dari para donatur Masjid Salman ITB. Untuk awal peluncuran, Rumah Amal Salman menerima sumbangan dari Ikatan Alumni (IA) ITB angkatan 80 sebanyak satu ton.
Ia pun mempersilahkan kepada para donatur lainnya yang ingin menyumbangkan beras untyk disalurkan ke mustahik. Beras atau bantuan dalam bentuk uang dapat diantarkan ke Rumah Amal Masjid Salman ITB.
Pihaknya pun tengah menjalin kerjasama dengan lembaga amil zakat lainnya untuk ikut mengadakan mesin ATM beras. Ia juga mengatakan akan menawarkan ke Bulog untuk memudahkan penyaluran beras bagi masyarakat miskin (raskin) agar lebih tepat sasaran.