Kamis 01 Dec 2016 17:00 WIB

Dakwah Sederhana Meresap di Umat Islam Australia

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Agung Sasongko
Muslim Australia
Foto: theage.com.au
Muslim Australia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jakarta International Islamic Conference tidak cuma menghadirkan ulama-ulama asing saja. Turut hadir Ra'is Syuriah Nahdlatul Ulama di Australia, Nadirsyah Hosen, yang menceritakan pengalamannya tentang Islam di Australia.

Ada goncangan yang dirasakan Hosen ketika pertama kali menginjakkan kaki di Australia, 1997, karena pindah sebagai mayoritas menjadi minoritas. Hal itu semakin terasa ketika bulan suci Ramadhan tiba, dan semua tempat makan di Australia memang buka seperti biasa, dan tentu berbeda dengan suasana di Jakarta.

Tapi, ia mengungkapkan ada yang menarik dari salah satu sistem keseharian orang-orang Australia. Pasalnya, proses jual beli orang-orang Austrlia, memang memperbolehkan pengembalian barang-barang yang telah dibeli, selama ada struk, cukup dengan alasan pembeli merasa keinginannya berubah.

"Ini sesuai syariat Islam, yang justru di Indonesia tidak diterapkan, jadi kita banyak belajar teori tapi tidak dipraktikkan," kata Hosen.

Beralih ke topik lain, ia mengungkapkan bagaimana dakwah-dakwah tentang keseharian, justru yang cukup dibutuhkan umat Islam di Australia. Karenanya, Hosen merasa bahasa dan topik dakwah yang sederhanalah, yang akan mempu meresap ke umat Islam Australia dibandingkan bahasa atau topik yang berat.

Untuk itu, ia mengingatkan, dakwah memang perlu strategi yang berbeda-beda di setiap tempat, termasuk pendekatan yang kerap terhalang budaya dan bahasa. Hosen menekankan, ada kebingungan yang kerap melanda umat Islam di Australia, akibat ego kelompok-kelompok Islam saat berdakwah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement