Sabtu 26 Nov 2016 08:33 WIB

Desa di Hongaria Larang Masjid dan Kerudung

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Damanhuri Zuhri
Pembangunan masjid   (ilustrasi).
Foto: dok. Republika/Aditya Pradana Putra
Pembangunan masjid (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, ASOTTHALOM -- Sebuah wilayah di Hongaria bagian selatan menerapkan larangan ekspresi Islam. Termasuk mendirikan masjid, mengenakan kerudung, cadar. Kota yang dipimpin walikota sayap kanan, Laszlo Toroczkai ini juga melarang pernikahan sesama jenis.

Dalam pesan di Facebooknya, walikota Asotthalom itu telah mengajukan proposal pada Rabu. Semua anggota dewan kota menyetujuinya. Hanya dua orang yang tidak menggunakan suara.

"Hari ini, dewan kota Asotthalom mengadaptasi proposal saya, untuk menjaga komunitas dan tradisi kita dari rencana penempatan migran," kata Toroczkai, dilansir RT, Sabtu (25/11).

Ia menilai proposal ini perlu diadopsi semua wilayah di Hongaria sebagai langkah pencegahan penerimaan imigran. Menurutnya, ini akan mempertahankan dan melindungi negara.

Proposal termasuk melarang konstruksi masjid atau tempat ibadah lain yang menganggu Gereja Katolik. Ia juga melarang adzan, cadar, niqab, burqa hingga burkini. Selain itu, proposal melarang pernikahan sesama jenis, termasuk promosinya.

Toroczkai adalah anggota partai Jobbik yang memiliki misi melindungi nilai dan kepentingan Hongaria. Meski demikian, partai itu dituduh rasial, anti-Semitik dan homofobia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement