Jumat 25 Nov 2016 19:30 WIB

Pengembangan Pesantren Tunanetra Raudlatul Makfufin Alami Kendala

Rep: reja Irfa Widodo/ Red: Agung Sasongko
Butuh waktu bagi para santri Pondok Pesantren Tunanetra Raudlatul Makfufin membaca Alquran Braille.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Butuh waktu bagi para santri Pondok Pesantren Tunanetra Raudlatul Makfufin membaca Alquran Braille.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Ketua Yayasan Raudlatul Makfufin, Ade Ismail, mengungkap pihalnua telah memproduksi sendiri buku-buku keislaman dalam bentuk braille. Yayasan Raudlatul Makfufin setidaknya telah mengalihkan berbagai kitab-kitab keislaman, seperti kitab kuning, kitab hadis, kitab bahasa arab, dan kitab Fikih, ke dalam bentuk braille. Untuk menambah pemasukan, Yayasan Raudlatul Makfufin juga menjual buku-buku dalam bentuk braille tersebut.

Namun, Ade mengakui, pengembangan Pesantren Tunanetra Raudlatul Makfufin masih mengalami kendala terutama dalam pemenuhan dana operasional. ''Karena memang biaya operasional cukup tinggi dan pemasukan tidak sebanyak pesantren pada umumnya. Selain itu, sarana-sarana juga harus ditingkatkan,'' ujarnya.

Kendati begitu, semangat para santri untuk belajar ilmu agama masih tinggi. Mereka begitu antusias mengikuti semua jenis pembelajaran dan kurikulum yang telah ditetapkan pesantren. Namun, upaya Yayasan Raudlatul Makfufin untuk memberikan kontribusi terhadap pengembangan diri dan pendidikan kaum Tunanetra tidak berhenti sampai di sini.

Saat ini, yayasan juga terus mengembangkan sekolah untuk tingkat SD, SMP, dan SMA. Mereka memberikan pembinaan kejar paket A, B, dan C. Hal ini untuk memberikan kesempatan kepada para tunanetra yang belum memiliki ijazah formal. ''Sekolah sudah jalan, tapi memang masih dalam proses perizinan. Selain itu, ada keterbatasan lokasi, sarana, dan fasilitas,'' ujar Ade.

Meski demikian,kendala tersebut tidak memadamkan semangat para santri dalam menuntut ilmu. Dari pesantren ini diharapkan lahir tunanetra Muslim yang cerdas, kreatif, inovatif, dan aktif. Tidak hanya di lingkup ilmu Agama, tapi juga di pengetahuan umum lainnya. Mereka juga diharapkan bisa bersaing dengan orang yang tidak memiliki keterbatasan penglihatan juga mengubah cara pandang orang terhadap para tunanetra.

Selain itu, janji Allah SWT terhadap orang yang memiliki keterbatasan penglihatan, tapi masih bersemangat dalam beribadah, juga dapat menjadi motivasi utama. Dalam sebuah hadis riwayat Imam Bukhari, Rasulullah SAW bersabda, ''Allah SWT berfirman, 'Apabila Aku menimpakan kebutaan kepada hamba-Ku, lalu ia bersabar. Maka, aku gantikan kedua matanya dengan surga,''. Hal ini pun sejalan dengan Surah Yussuf, ayat 90, ''Sesungguhnya barang siapa yang bertakwa dan bersabar, maka sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik.''

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement