Jumat 25 Nov 2016 15:40 WIB

Muslimat NU Tingkatkan Kapasitas Koperasi

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Agung Sasongko
Kesenian angklung asa Jombang ikut meriahkan pembukaan Kongres Muslimat NU ke-17 di Jakarta, Kamis (24/11).
Foto: Republika/ Wihdan
Kesenian angklung asa Jombang ikut meriahkan pembukaan Kongres Muslimat NU ke-17 di Jakarta, Kamis (24/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Untuk menyesuaikan perkembangan zaman, Muslimat NU berupaya meningkatkan kapasitas koperasi-koperasi di jejaring Induk Koperasi An Nisa (Ikopan).

Ketua Inkopan Muslimat NU Anna Mu'awanah mengatakan, saat ini Inkopan punya 12 Puskop provinsi dan 129 koperasi primer. Muslimat NU sudah melakukan pelatihan lintas program. Pelatihan ini juga beragam seperti pelatihan manajemen, keuangan, SDM, dan ini terus dilakukan dan akan diperkuat dengan sinergi bersama Kemenkop.

Soal TI, Anna menyebut Muslimat NU juga sudah melakukan pelatihan layanan keuangan digital (LKD) bersama Bank Indonesia. Program ini sudah jalan di beberapa koperasi An Nisa seperti di Bogor, Bandung, dan Jember. ''Kami juga akan ada MoU dengan OJK terkait keuangan berbasis TI ini,'' ungkap Anna di sela-sela Kongres XVII Muslimat NU di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, Jumat (25/11).

Soal akses dana, LPDB memang berbunga rendah lima persen tapi sangat selektif karena ditujukan untuk usaha yang tata kelola administrasinya sudah lebih bagus. Sementara KUR dibuat berjenjang. Plafon KUR mikro tanpa agunan sebesar Rp 25 juta bisa untuk modal awal usaha. Dengan bunga sembilan persen, Anna melihat itu medium dibanding bunga reguler yang sampai 12 persen.

Pemerintah punya beberapa program seperti kredit yang diawasi OJK. Juga KUR dan LPDB. Klaster ini memberi pilihan kepada pelaku usaha. Bagi yang baru, Anna mengatakan mempakai KUR lebih cocok.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement