REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Menghadapi perubahan zaman, Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) menyiapkan rencana induk 2016-2026 untuk membentuk Muslimat NU yang unggul berkualitas seutuhnya. Mengawali Kongres XVII Muslimat NU di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, Kamis (24/11), Ketua Umum Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa menjelaskan, Muslimat NU sudah menjalani tahapan-tahapan perubahan sejak 2011 hingga 2016 ini.
Pada periode 2006-2011, tema perubahan Muslimat adalah penataan dengan tujuan menciptakan perempuan Indonesia yang sehat dan religius. Di periode lima tahun berikutnya (2011-2016), Muslimat masuk pada tahapan pengembangan yang tujuannya menciptakan perepuan Indonesia berkualitas dan religius.
Pun pada pada period lima tahun ke tiga antara 2016-2021, tahapan yang akan ditempuh adalah pemantapan dimana tujuan besarnya adalah menciptakan perempuan Indonesia sejahtera dan religius. Sementara pada periode kedua tahap pemantapan (2021-2026), Muslimat NU ingin mencetak Muslimat NU seutuhnya.
Untuk menciptakan Muslimat NU yang unggul berkualitas seutuhnya, Muslimat NU membentuk peta jalan Muslimat NU 2016-2026. Di dalamnya, Muslimat fokus pada SDM dan sistem pendukung. SDM yang ingin dibentuk di Muslimat NU adalah SDM yang berkarakter, berwawasan, empati, peduli, kompeten, dan komitmen.
Ini perlu didukung kelembagaan yang fungsional, efisien, akutabel, dan trasparan. Visi dan misi yang dibetuk itu kemudian dituangkan dalam lima pilar program yakni penguatan nilai ahlu sunnah wal jamaah (aswaja), revitalisasi pranata kultural, penguatan kepemimpinan kelompok basis, layanan sosial ekonomi, dan penguatan kelembagaan.
‘’Visi besar itu juga perlu didukung sinergi para pemangku kepentingan baik di lingkaran Muslimat NU, PB NU, maupun para akademisi, ormas lain, politi, budayawan, media, dan unsur-unsur lain,’’ ungkap Khofifah.