Rabu 23 Nov 2016 16:16 WIB

KH Hasyim Muzadi: Kasus Ahok Picu Kerawanan Nasional

KH Hasyim Muzadi
Foto: dok Wantimpres
KH Hasyim Muzadi

REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA— Sekjen International Conference of Islamic Scholars (ICIS), KH Hasyim Muzadi, mengingatkan kasus dugaan penistaan agama yang menjadikan calon gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai tersangka, telah menyebabkan kerawanan nasional. 

“Gara-gara Pilkada DKI Jakarta, sawan (sakit)-nya sampai ke mana-mana?,” katanya kepada Republika.co.id usai bertemu dengan tokoh-tokoh agama se-Samarinda di rumah Dinas Gubernur Kalimantan Timur, Selasa (22/11) malam. 

Hasyim mengatakan, persoalan tersebut telah diolah sedemikian rupa oleh pihak yang tak bertanggung jawab, sehingga berubah seolah beralih ke pertentangan antara Islam, Kristen, dan etnis. Padahal duduk persoalannya adalah ketersinggungan umat Islam atas ucapan Ahok. 

Menurut Hasyim yang juga Anggota Dewan Pertimbangan Presiden ini, kasus ini membesar dengan tiga impitan utama, yaitu umat Islam yang tersinggung karena kitab sucinya dinista dan mereka minta keadilan. Mereka inilah yang memang murni membela agama. 

Kedua, ungkap Hasyim, ‘penumpang’ politik yang menunggangi protes tersebut. Ia mengibaratkan, penumpang tersebut lebih banyak ketimbang ‘kudanya’. Mulai dari tuntutan penegakan khilafah, penggulingan presiden, hingga pemikiran-pemikiran ekstrem lainnya. 

Ketiga, ujar mantan ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini, muncul ujaran kebencian yang menyulut kerawanan, tidak hanya di DKI Jakarta, tetapi juga ke daerah-daerah di Indonesia.

Hasyim mengingatkan, jangan sampai isu-isu agama ditunggangi untuk kepentingan-kepentingan kelompok. Ia mengungkapkan mengapa agama kerap dieksploitasi untuk menyulut konflik karena eksploitasi isu agama lebih mudah dan biayanya murah. “Tidak pernah ada konflik agama yang tidak ditunggangi,” tuturnya. 

Dia mengajak segenap umat beragama waspada dan berhati-hati, tidak mudah termakan isu-isu yang tak bertanggung jawab. Bangsa Indonesia perlu kembali mempertegas komitmen Bhinneka Tunggal Ika, merawat perbedaan itu sebagai energi dan daya dorong yang positif. 

Sebelumnya, pada Senin (21/11), Hasyim juga berdialog dengan pemuka agama se-Sulawesi Utara ihwal isu-isu panas yang belakangan liar di media sosial. Dalam pertemuan tersebut, ditegaskan, isu-isu pembakaran dan pembongkaran masjid di Kampung Texas, Manado dan di Bitung, sengaja dikobarkan pihak yang tak bertanggung jawab. 

Dialog yang diprakarsai Badan Musyawarah Antar Gereja (BAMAG) bekerja sama dengan Kantor Kementerian Agama Sulawesi Utara, di Manado, itu menyepakati perlunya penyelesaian jalan keluar melalui komunikasi. Kekerasan dan anarkisme yang berujung konflik harus dihindari.

Dalam kesempatan itu, Hasyim juga mengingatkan jika konflik beragama meletus, kekuatan negara pun sulit untuk mengatasinya.  Selain bersafari ke Manado, pada Selasa (21/11) Hasyim juga berdialog dengan jemaat Gereja Oikumene Samarinda, Kalimantan Timur, Selasa (22/11).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement